Koleksi Songkok Tinggi Sang Wakil Rakyat  

TEMPO/Iqbal Lubis
TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Banyuwangi - Zainal Arifin Salam paling mudah dikenali di antara 50 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuwangi, Jawa Timur. Bukan karena tubuhnya yang tambun, tetapi karena songkok yang dipakainya berukuran paling tinggi.

Disebut tinggi karena ukurannya 8x14 sentimeter, lebih jumbo dibandingkan songkok pada umumnya yang berukuran 8 x 9 sentimeter. Ramadan tahun ini, koleksi songkok tinggi milik Ketua Komisi Pembangunan itu berjumlah 81 buah.

Menurut Zainal, dia mulai memakai songkok tinggi sejak 1986, saat duduk di semester satu Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Semarang. Sejak itu pula dia mulai hobi mengoleksi songkok tinggi. "Tiap tahun koleksi bertambah tiga," kata lelaki berusia 47 tahun itu, Rabu, 17 Juli 2013.

Pada mulanya, kebiasaan Zainal memakai songkok tinggi lebih karena ingin tampil beda. Maklum, selama sekolah dasar hingga menengah atas dilewatinya di Pondok Pesantren Blok Agung, Banyuwangi. Jadi saat menjejakkan kaki ke Semarang, Zainal muda merasa asing dan kikuk. "Saya pun berfikir untuk mencari sensasi," ujarnya.

Namun, secara tak sengaja dia melihat foto-foto Presiden RI pertama, Soekarno, yang juga menggunakan songkok berukuran tinggi. Kebiasaan yang semula hanya untuk tampil beda dan mencari sensasi, berubah menjadi hobi. Dia pun memesan songkok ukuran khusus ke tetangganya, Haji Zakaria, yang memang berprofesi membuat songkok. Jadilah songkok ukuran jumbo yang selalu melekat di kepala ayah tiga anak itu.

Sejak mahasiswa hingga sekarang, Zainal pun jadi populer di kalangan rekan sejawatnya. Dia pun dijuluki "Zainal bersongkok tinggi". Koleksi songkok Zainal tersimpan rapi di lemari khusus di rumahnya. Tiap tahun, dia selalu mendapat tiga songkok gratis dari Haji Zakaria. Tiga songkok itulah yang dipakainya bergantian selama setahun. "Songkok yang lama disimpan," ucap politisi Fraksi Kebangkitan Bangsa ini.

Zainal merasa perlu berbangga karena menggunakan songkok tinggi sudah mulai jadi tren. Sebab, selama ini pemakainya masih cukup langka. Dan, hobinya itu kini diikuti oleh anak sulungnya. "Sekarang ada penerusnya," katanya sambil tertawa.

IKA NINGTYAS