Berbuka Three in One di Mappanyukki

Editor

Nur Haryanto

Benteng Rotterdam Makassar. TEMPO/Hariandi Hafid
Benteng Rotterdam Makassar. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO , Makassar - Seratus orang lebih memadati lapak-lapak di baruga di Jalan Andi Mappanyukki, Makassar, menjelang berbuka puasa. Kelebihan dari berbuka di kawasan ini adalah kita bisa melakukan tiga kegiatan sekaligus: berbuka, beribadah, dan berwisata. Kegiatan ibadah di Mappanyukki tidak hanya salat magrib atau tarawih, tapi juga salat lain karena praktis kegiatan dimulai dari waktu zuhur hingga subuh.


Kegiatan di sini diawali pada 1983. Semula, masyarakat menggunakan tempat di dalam Baruga Mappanyukki untuk melaksanakan salat tarawih berjemaah. Kegiatan berkembang menjadi berbuka puasa bersama. Menu buka berupa penganan manis hingga nasi beserta lauknya disediakan secara cuma-cuma.


Di tempat yang berkapasitas sekitar 1.000 orang ini, panitia menyediakan hidangan takjil untuk 700-an anggota jamaah dan menu sahur 100-an porsi pada puasa pertama, Rabu lalu. Panitia berasal dari pengurus Majelis Taklim Mappanyukki.


Pada perkembangan berikutnya, didirikan 20 lapak yang menyediakan berbagai penganan ringan dan berat. “Untuk memudahkan masyarakat yang mencari penganan buka puasa,” kata Zainal Dalle, pengurus Majelis Taklim Mappanyukki.


Di sekitar Pasar Ramadan di sepanjang Jalan Andi Mappanyukki ini juga banyak lapak yang menyediakan aneka ragam makanan takjil. Pasar kaget ini kemudian diikuti di kawasan lain di Kota Makassar.


Jika Anda ingin lebih santai sambil ngabuburit, ada tempat lain, yaitu Festival Ramadan di lapangan parkir Benteng Fort Rotterdam. Pasar di sini digelar sejak 5 Juli hingga 2 Agustus 2013.

Ada puluhan tenda yang menyediakan beragam menu berbuka. Selain makanan, ada pula tenda khusus penjual pakaian. Di tengah tenda-tenda yang disusun membentuk huruf U itu, ada sekitar 120 kursi yang disediakan untuk pengunjung.

Pengunjung juga bisa mengikuti berbagai kegiatan, seperti lomba memasak, basket 3 on 3, dan lomba busana. Untuk anak-anak bisa mengikuti lomba menggambar dan mewarnai. Aktivitas dimulai pukul 16.00 hingga 22.00. Pada malam hari setiap Sabtu dan Ahad, ada penampilan penyanyi dan kelompok musik.


Tak jauh dari Fort Rotterdam, ada Wisata Hati Ramadan di Anjungan Pantai Losari, sebagai tempat alternatif ngabuburit. Pada saat memasuki kawasan ini, Anda akan melihat jejeran tenda-tenda berwarna merah.


Ada berbagai makanan dan minuman dijajakan untuk berbuka puasa. Ada juga panggung yang menampilkan berbagai hiburan. Pengunjung juga bisa langsung melaksanakan salat magrib di Masjid Amirul Mukminin. “Saya ke sini bersama keluarga untuk jalan-jalan. Sekitar jam lima tadi ada tarian yang ditampilkan dari atas panggung,” kata Rostina yang berasal dari Kepulauan Selayar.


Sama seperti Rotterdam, di sini juga ada berbagai lomba seperti lomba model hijab. “Kami menyediakan hadiah bagi pemenang lomba,” kata panitia, Dicky Suryadarma.


REZKI ALVIONITASARI