Sehari Bersama Dian Pelangi

Editor

Nur Haryanto

Dian Pelangi pertama kali mengikuti peragaan busana pada 2009 di Melbourne, Australia, dalam acara Islamic Fashion Festival. Sebanyak 40 set busana yang ia tampilkan langsung mendapat sorotan dari koran 'The Age'. TEMPO/Nurdiansah
Dian Pelangi pertama kali mengikuti peragaan busana pada 2009 di Melbourne, Australia, dalam acara Islamic Fashion Festival. Sebanyak 40 set busana yang ia tampilkan langsung mendapat sorotan dari koran 'The Age'. TEMPO/Nurdiansah

19.30

SHOW TUNGGAL DIAN PELANGI, GANDARIA CITY

Dian seolah-olah baru selesai lari sejauh 5 kilometer sebelum tiba di belakang panggung. Napasnya cepat. Ia panik karena acaranya mundur 30 menit. Namun ia tampak mencoba "kalem" dengan duduk sembari mengulum permen rasa mint. Sesekali, ia menelepon suaminya yang wira-wiri di depan dan belakang panggung.

Malam itu, Dian memakaikan sendiri jilbab dan pakaian rancangannya di kepala para model. Beberapa dari mereka adalah selebritas. Sebanyak 100 koleksi ia siapkan. Persiapan itu ia lakukan selama tiga bulan. Dian ingin pertunjukan tunggal pertamanya itu berjalan sempurna. "Aku ini perfeksionis," kata Dian, yang berganti baju kurung kuning dengan rok lebar perak abu-abu.

Dalam merancang, Dian selalu menghindari bahan transparan dan desain yang membentuk tubuh. Yang paling utama, aurat harus tertutup. Itu sudah menjadi pakemnya. Namun, sesuai dengan nama labelnya, Dian Pelangi, ia selalu menyematkan corak warna-warni pada setiap rancangannya. Sedikitnya ada dua warna dalam setiap desain yang ia buat.

Rancangan Dian sudah menjelajah hingga Dubai (Uni Emirat Arab), Kairo (Mesir), Amman (Yordania), London (Inggris), Perth (Australia), Hannover (Jerman), Paris (Prancis), Singapura, dan masih banyak lagi. Dian Pelangi memiliki 14 cabang butik yang tersebar di 13 kota di seluruh Indonesia dan Malaysia. Total, kata Dian, dalam sebulan, perusahaannya bisa memproduksi 1.000 potong baju. Permintaan ini bisa meningkat lima kali lipat selama Ramadan.

Dian mengaku senang bisa mengilhami kaum Muslimah dalam berbusana. Kini, busana muslim sudah dianggap trendi dan tidak kampungan. Prinsip dia, syiar tidak mesti dilakukan di masjid, tapi bisa juga dilakukan di mal dengan memakai busana muslim yang menarik. "Kalau usaha kita tampil di depan manusia besar, pastinya tampil di depan Allah bisa lebih besar lagi," kata pendiri Hijabers Community ini.

Selanjutnya Pukul 22.00