Cuaca Buruk, Pemudik Diimbau Tak Naik Motor

Editor

Nur Haryanto

Pemudik bersepeda motor melaju melewati jongko oleh-oleh di Lingkar Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat arus balik, Rabu (22/8). Pemudik bersepeda motor mulai memenuhi jalur utama selatan dan tengah menuju ke arah Bandung dan Jabodetabek. TEMPO/Prima Mulia
Pemudik bersepeda motor melaju melewati jongko oleh-oleh di Lingkar Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat arus balik, Rabu (22/8). Pemudik bersepeda motor mulai memenuhi jalur utama selatan dan tengah menuju ke arah Bandung dan Jabodetabek. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Semarang - Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Jawa Tengah mengimbau agar pemudik tak gunakan sepeda motor untuk pulang kampung, saat mendekati lebaran tahun ini.

Imbauan itu tekait hasil prediksi cuaca yang dinilai tak bersahabat bagi penguna jalan khususnya seipeda motor. "Musim hujan akan terus terjadi hingga memasuki lebaran nanti, ini akan berbahaya bagi pengendara," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Jawa Tengah Urip Sihabudin, saat dihubungi pada Ahad 14 Juli 2013.

Alasan lain yang disampaikan Urip, kendaraan roda dua bukan sebagai angkutan yang dibuat untuk perjalanan jarak jauh. Ia khawatir penggunaan sepeda motor mengancam keselamatan bagi perjalanan mudik maupun saat kembali ke kota tujuan. "Hasil evaluasi pemerintah menunjukkan pengunaan kendaraan bermotor paling rawan kecelakaan," kata Urip menambahkan.

Menurut Urip, upaya untuk menghindari kecelekaan bagi pemudik bersepeda motor itu dilakukan dengan kebijakan pemerintah yang telah menyiapkan moda kapal laut, truk dan rencananya kereta api, untuk mengangkut sepeda motor.

Berdasarkan catatanya pemerintah menyiapkan kapal milik TNI yang mampu mengangkut 1000 sepeda motor dari Tanjung Priuk Jakarta ke Tanjung Mas Semarang. Rencananya kapal itu beroperasi dua kali dan sampai di Semarang dan dilanjutkan hingga pengangkutan kembali usai lebaran.

Sedangkan angkutan truk dan kereta masih dalam koordinasi, truk yang diupayakan langsung dari kementerian perhubungan itu akan diturunkan di dua tiktik di Jawa Tengah. Masing-masing Purwokerto dan Semarang. "Kendaraan sepeda motor bisa digunakan dengan jarak terpendek dari dua titik itu sehingga pemudik tak kelelahan saat berkendara," katanya.

Kepala Seksi Data dan Informasi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geologi Jawa Tengah, Reni Kraningtyas membenarkan ancaman hujan saat musim mudik tiba itu. Hal ini berdasarkan dengan musim hujan yang diperkirakan molor hingga Agustus mendatang.

"Adanya anomali suhu permukaan laut di Indonesia khsusunya di samudera Hindia dan laut Jawa menghangat lebih dari 1 hingga 2 derajat celcius," kata Reni.

Menurut Reni, kondisi ini menimbulkan perawanan dan hujan di pulau Jawa karena permukaan suhu laut lebih panas akibat low presure area atau tekanan rendah air laut, sehingga mudah memunculkan perawanan yang masih menimbulkan hujan di wilayah Jawa Tengah hingga dua bulan ke depan.

Ia memperkirakan curah hujan Juli hingga Agustus mendatang masih di atas normal, yakni lebih dari 150 mili meter per bulan. "Itu ditambah oleh dominasi pengaruh angin timur masih lemah, sehingga banyak suplai uap air dari Samudera Hindia ke Jawa," katanya.

EDI FAISOL

Serba-Serbi Ramadan
Anjangsana ke Masjid Jogokaryan

Ini Cerita Pilot Saat Puasa Ramadan

Ada Es Krim ala Turki di ANF 2013