TEMPO.CO, Jakarta - Kenangan Ramadan tidak pernah lekang dari benak Alya Rohali meski sudah tiga dekade berlalu. Perempuan 36 tahun ini masih ingat sedikit kebandelan selama bulan puasa. "Saya kadang suka tipu-tipu tanda tangan di buku Ramadan," ujar Alya yang ditemui di Rumah Anyo, Slipi, Jakarta, Kamis lalu.
Buku Ramadan adalah buku yang berisi catatan amalan selama 30 hari berpuasa. Biasanya buku ini diberikan kepada siswa dan harus dilengkapi dengan tanda tangan dari ustad atau imam masjid. Menurut ibu tiga anak ini, upaya pemalsuan tanda tangan ini dilakukan demi penuhnya buku Ramadan. "Malu aja kalau bukunya belum penuh," ujar dia sembari tersenyum.
Meski tipu-tipu tanda tangan, soal puasa, Alya mengaku tidak pernah bolong. "Saya udah puasa penuh dari kelas 2 SD," kata dia. Puasa itu dijalaninya tanpa pernah curi-curi kesempatan untuk makan. "Seingat saya sih enggak pernah, meski sampai lapar banget."
DIANING SARI
Berita Terhangat:
Bara LP Tanjung Gusta | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Tarif Progresif KRL | Bencana Aceh
Terpopuler
Kerabat SBY, Abraham: Terlibat Pasti Tersangka
Khofifah: Kenapa Takut Pada Saya?
Ini Pidato Lengkap Malala Yousafzai di PBB
Ini Pesan Khusus Menteri Dahlan untuk Erik Meijer
Begini Pramono Edhie Masuk Daftar Capres Demokrat
Pabrik Nganggur, Lexus Malah Bikin Sepeda