Lingkar Gentong Resmi Beroperasi H-10 Lebaran

Sejumlah kendaraan melintasi kawasan Gentong (13/8). Jalan Lingkar Gentong masih terus dipersiapkan untuk dilintasi pemudik, yang akan memcapai puncak pada H-3. TEMPO/Prima Mulia
Sejumlah kendaraan melintasi kawasan Gentong (13/8). Jalan Lingkar Gentong masih terus dipersiapkan untuk dilintasi pemudik, yang akan memcapai puncak pada H-3. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung--Jalan Lingkar Gentong, Tasikmlaya akan resmi beroperasi pada 10 hari menjela ng Lebaran nanti. "Jalan itu akan dibuka untuk seterusnya," kata Kepala Dinas Bina Marga Jawa Barat M Guntoro, di Bandung, 10 Juli 2013.

Jalan lingkar itu dipersiapkan untuk menyiasati jalan sempit, berkelok, dan curam di kawasan Gentong, Tasikmalaya, lokasi yang menjadi salah satu simpul kemacetan di jalur selatan Jawa Barat. Jalan lingkar sepanjang 1,2 kilometer itu dibangung bersisian dengan jalan lama di kawasan itu dengan memapras bukit plus lebih landai. Lingkar Gentong sempat dibuka selama puncak arus mudik dan balik Lebaran tahun lalu, dan ditutup lagi untuk melanjutkan pembangunan jalan itu.

Guntoro mengatakan, pemerintah lewat dana APBN, mengucurkan Rp 10 miliar tahun ini untuk merampungkan jalan itu. Duit itu di antaranya dipergunakan untuk membangun perkuatan dinding jalan, serta pelebaran jalan. Pekerjaan penyempurnaan jalan itu dijadwalkan tuntas pada H-10 sebelum Lebaran ini. Uji kelayakan jalan itu dijadwalkan pada H-14 sebelum Lebaran nanti.

Jalan Lingkar Gentong, kendati menanjak, tapi dirancang tidak curam. Guntoro menuturkan, kemiringannya dirancang 10 persen. Saat dioperasikan nanti, jalan Lingkar Gentong itu diperuntukkan bagi kendaraan yang melintas di kawasan itu dari arah Tasikmalaya menuju Garut. Kendaraan dari arah sebaliknya, memakai jalan lama.

Sebelumnya Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, kawasan Gentong menjadi salah satu titik kemacetan di jalur selatan Jawa Barat. "Titik kritis ada di Nagreg, dan Gentong," kata dia.

Di tanjakan Gentong itu pemerintah sengaja membangun jalan lingkar untuk mengurai kemacetan. Dedi mengatakan, Kementerian Pekerjaan Umum menjanjikan jalan baru itu bakal beroperasi sebelum Lebaran untuk mengurangi titik kemacetan.

Dedi mengatakan, terdapat 56 titik rawan kemacetan saat arus mudik Lebaran nanti di Jawa Barat. Titik rawan kemacetan itu tersebar di jalur utara, tengah, dan selatan. Sejumlah skenario mengantisipasinya sudah dipersiapkan, di antaranya, mengkonsentrasikan pengaturan kendaraan yang melintas hanya di sejumlah lokasi untuk mengurai kemacetan.

Menurut dia, titik pengaturan utama untuk mengurai kemacetan arus mudik nanti ada di Simpang Jomin. Rekayasa lalu-lintas di Simpang Jomin dilakukan untuk mendistribusikan kendaraan pemudik dari arah Jakarta lewat sejumlah jalur alternative yang sudah dipersiapkan.

Dedi mencontohkan, jika kemacetan kendaraan sudah mencapai pintu tol Cikopo, arus kendaraan dari Jakarta akan dibelokkan ke arah Sadang, Jatiluhur memasuki jalur tengah Jawa Barat. "Tetap saja nanti ke Pantura," kata dia.

Titik pengaturan selanjutnya ada di pintu tol Cileunyi serta Nagreg. Persimpangan jalan di Nagreg bakal dimanfaatkan untuk membagi kendaraan yang melintas untuk melewati Malangbong atau masuk Kota Garut.

AHMAD FIKRI


Topik Terhangat:


Ramadan
| Bursa Capres 2014| Ribut Kabut Asap| Tarif Progresif KRL| Bencana Aceh

Baca juga:
Pertama Kali, Televisi Inggris Kumandangkan Azan

Buruh Akan Terima THR Dua Minggu Sebelum Lebaran

PNS Muslim Boleh Masuk Telat, Pulang Cepat di NTT

Pantura Belum Siap Dilalui Pemudik