Perajin Busana Muslim dan Peci Kebanjiran Order

Berbagai model jilbab dipajang di sebuah toko grosir jilbab dan aksesorisnya di area grosir busana muslim kawasan Pasar Pabean, Surabaya, Rabu (10/7). TEMPO/Fully Syafi
Berbagai model jilbab dipajang di sebuah toko grosir jilbab dan aksesorisnya di area grosir busana muslim kawasan Pasar Pabean, Surabaya, Rabu (10/7). TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Slawi--Perajin busana muslim di sentra industri konveksi Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, mulai kebanjiran order di hari pertama Ramadhan. "Sebelum Ramadhan, permintaan rata-rata 20 kodi per hari. Sekarang, naik jadi 25 sampai 30 kodi," kata Nasrudin, perajin busana muslim asal Desa Tembok Kidul, Kecamatan Adiwerna, Rabu, 10 Juli 2013.

Nasrudin adalah perajin yang khusus memproduksi busana atasan bagi perempuan. Sedangkan untuk busana bawahannya (legging) ia memesan dari Pekalongan. Selain memenuhi kebutuhan wilayah Kabupaten Tegal dan sekitarnya, Nasrudin juga melayani pesanan dari Purwokerto, Cilacap, Purbalingga, Wonosobo, dan Banjarnegara.

Dibandingkan tahun lalu, laki-laki 40 tahun itu menuturkan, Ramadhan kali ini diprediksi lebih menguntungkan bagi para perajin busana muslim. Sebab, Ramadhan kini berbarengan dengan awal tahun ajaran baru. "Warga biasanya semangat membelanjakan uangnya," ujar Nasrudin. Ramadhan tahun lalu, order Nasrudin rata-rata hanya 15 kodi per hari.

Seiring meningkatnya pesanan selama Ramadhan, jumlah karyawan di kerajinan busana muslim Nasrudin juga ditambah. Sebelum Ramadhan, jumlah karyawannya hanya 16 orang. Kini, jadi 20 orang. Namun, hanya lima karyawan bagian finishing yang bekerja rutin di rumahnya. Sedangkan 15 karyawan lain yang bertugas sebagai penjahit bekerja di rumah masing-masing.

Naiknya harga bahan bakar minyak bersubisidi juga berdampak langsung pada naiknya harga tiap potong busana muslim. Sebelum harga BBM naik, harga satu potong busana muslim berbahan kaos Rp 22.500 dan Rp 35.000 untuk bahan katun rayon. "Sekarang naik jadi Rp 25.000 dan Rp 40.000." Namun, kenaikan harga itu tidak mempengaruhi jumlah pesanan yang masuk.

Kebanjiran order memasuki hari pertama Ramadhan juga dirasakan perajin peci di wilayah Desa Kajen, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal. "Sekarang, tiap hari bisa mengepak 30 pak. Satu pak berisi 20 peci," kata Fahmi Irvan, 17 tahun, perajin peci di Dusun Narawisan, Desa Kajen. Di luar Ramadhan, Fahmi hanya mengepak sekitar 15 pak tiap hari.

Fahmi menerangkan, membludaknya pesanan kali ini datang dari Surabaya, Bandung, Jakarta, Sumatra, Medan, dan Palembang. Harga peci jenis Madina Rp 140.000 per kodi, jenis Blusdru Rp 150.000 per kodi, dan jenis Arrazak Rp 280.000 per kodi. "Untuk memenuhi pesanan, karyawan ditambah lembur mulai dari pukul 21.00 WIB sampai 23.00 WIB."

DINDA LEO LISTY


Topik Terhangat:


Ramadan
| Bursa Capres 2014| Ribut Kabut Asap| Tarif Progresif KRL| Bencana Aceh

Baca juga:
Pertama Kali, Televisi Inggris Kumandangkan Azan

Buruh Akan Terima THR Dua Minggu Sebelum Lebaran

PNS Muslim Boleh Masuk Telat, Pulang Cepat di NTT

Pantura Belum Siap Dilalui Pemudik