Buka Puasa Sekaligus Sahur di Warsawa

Editor

Nur Haryanto

Seorang warga mengendarai sepeda di jalanan yang terendam banjir di Warsawa, Polandia, Minggu (9/6). AP/Czarek Sokolowski
Seorang warga mengendarai sepeda di jalanan yang terendam banjir di Warsawa, Polandia, Minggu (9/6). AP/Czarek Sokolowski

TEMPO.CO, Jakarta -  Jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.45. Tapi salat Jumat di Masjid Warsawa, Polandia, pada 5 Juli lalu belum juga dimulai. Padahal waktu zuhur tertera pukul 12.39. Khatib, imam, dan muazin telah mengambil tempat duduk di saf paling depan sekitar setengah jam lebih awal. Nazer Charif, imam masjid, sesekali menengok ke belakang melihat jemaah yang mulai memadati baris ketiga dan keempat. Tepat pukul 14.00, khatib naik mimbar untuk mengucapkan salam, yang dilanjutkan dengan seruan azan oleh muazin bernama Aboobacar Moussa.

Tema khotbah Jumat di masjid yang terletak di Jalan Wiertnicza 103, bilangan Wilanow, Warsawa, itu adalah hikmah puasa sekaligus mengumumkan awal Ramadan. "Ampunan dan pahala datang dari Allah sepanjang Ramadan. Setiap muslim wajib melaksanakan puasa," kata Nazer saat menyampaikan khotbahnya dalam bahasa Polandia.

Kurang-lebih 45 menit prosesi salat Jumat tuntas. Sekitar 300 anggota jemaah bersalaman dan saling meminta maaf. Mereka di antaranya berasal dari Timur Tengah, seperti Sudan, Turki, Libanon, dan Arab Saudi. Sebagian lagi penduduk asli Polandia serta muslim Tartar. "Waktu salat Jumat molor karena menunggu jemaah berkumpul. Ini satu-satunya masjid di Warsawa," tutur Aboobacar.

Nazer menjelaskan, bulan Ramadan diputuskan mulai Selasa, 9 Juli 2013. Hal ini didasari perhitungan (hisab) oleh Centrum Kultury Islamu Warszawie. Umat Islam di Polandia terhimpun dalam Muzulmanski Zwiazek Religijny (semacam asosiasi), yang diketuai Tomasz Miskiewicz. Dia bergelar mufti dan diangkat pada 20 Maret 2004 melalui kongres. Pemeluk Islam di Polandia berjumlah sekitar 1 juta orang.  Muslim Tartar merupakan populasi terbanyak, kurang-lebih 500 ribu orang.

Informasi mengenai awal Ramadan dikomunikasikan melalui situs www.islamcenter.pl, penyebaran brosur, dan pembagian jadwal imsakiah Ramadan 1434 versi Centrum Kultury. Datangnya bulan suci juga disambut gembira oleh pengusaha. Sebuah restoran, HeyooDubai, seusai salat Jumat pekan lalu membagi-bagikan brosur menu Ramadan untuk buka puasa kepada jemaah masjid.

Seperti halnya masjid di Indonesia, takmir Masjid Warsawa juga sibuk membuat agenda kegiatan selama Ramadan, seperti tadarus atau membaca Al-Quran secara bergantian serta kajian tafsir dan hadis. "Semuanya dilakukan setelah salat tarawih, yang disampaikan dalam bahasa Poland," kata Nazer.

Jumlah rakaat salat tarawih ditetapkan sebanyak delapan dan ditutup dengan salat witir tiga rakaat.  Dipilih rakaat yang sedikit karena waktu malam di Polandia sangat singkat. "Saya tahu di Indonesia waktu malam cukup panjang. Sehingga banyak variasi jumlah rakaat salat tarawihnya. Ibadah malam menjadi lebih lama, ada yang menjalankan tarawih sampai 21 rakaat," kata Nazer.

Saat ini di Polandia memang sedang musim panas. Waktu siang atau masa edar matahari lebih lama ketimbang saat musim dingin. Pada pukul 04.00, matahari sudah bersinar terang. Sang surya baru meredup pada pukul 21.00. Di wilayah Indonesia, pukul 19.00 umumnya sudah gelap.

Perilaku alam ini mempengaruhi penentuan jadwal salat lima waktu di Warsawa. Waktu salah subuh 02.17, zuhur 12.39, asar 17.04, magrib 21.04, dan isya 23.04. Sedangkan waktu imsak pukul 02.12, di mana muslim di Indonesia baru mulai bangun untuk bersantap sahur.

Puasa di Polandia penuh perjuangan. Menahan lapar dan haus rata-rata selama 19 jam. Sebaliknya, waktu yang dibolehkan untuk makan dan minum lebih singkat, berkisar 5 jam. "Sering saat bangun untuk sahur, eh keduluan imsak. Apa boleh buat, buka puasa sekaligus sahur," kata Tresya Yuliana Fitri, guru yoga yang sedang menempuh pendidikan S-2 di Warsawa.

Perempuan asal Boyolali, Jawa Tengah, yang sudah tinggal bertahun-tahun di Polandia itu mengaku menjalankan puasa Ramadan saat musim panas sangat berat. "Bahkan maha-berat bagi yang belum pernah mengalami. Antara waktu buka puasa dan imsak dekat sekali.” 

ELIK SUSANTO (WARSAWA)