Mandi Balimau, Sucikan Diri Sebelum Ramadan

Suasana Tradisi Mandi Balimau yang dilakukan warga untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan dan untuk mensucikan diri di sungai Batang Kuranji, Padang, (8/7). Warga menyiramkan air campuran bunga rampai dan jeruk nipis ke sungai sebelum mandi. Tempo/Febrianti
Suasana Tradisi Mandi Balimau yang dilakukan warga untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan dan untuk mensucikan diri di sungai Batang Kuranji, Padang, (8/7). Warga menyiramkan air campuran bunga rampai dan jeruk nipis ke sungai sebelum mandi. Tempo/Febrianti

TEMPO.CO, Padang - Suara musik organ tunggal yang menghentak memeriahkan sore di tepi Sungai Batang Kuranji Padang, Sumatera Barat, Senin 8 Juli 2013.  Di atas pentas kecil di pinggir sungai, dua penyanyi dangdut bernyanyi dan berjoget menghibur ratusan penonton yang sedang berenang dan `mandi balimau` di dalam sungai.

Hiburan organ tunggal itu adalah sumbangan dari salah satu calon wali kota Padang yang akan maju dalam pemilihan kepala daerah pada akhir Oktober 2013 mendatang. Di antara jeda musik dangdut, calon wakil wali kota ini mengambil waktu untuk mengkampanyekan dirinya.

Tradisi `mandi balimau` memang punya peluang untuk dijadikan ajang promosi apa saja. Pasalnya, tradisi mandi di sungai menjelang Ramadan ini diikuti ratusan hingga ribuan orang di Padang. Berbagai sungai di sana berubah menjadi lokasi tempat mandi yang membuat jalan macet karena dipadati warga yang hendak mandi ke sungai.

`Mandi balimau` adalah mandi dengan ramuan limau atau jeruk. Tujuannya untuk mensucikan diri sebelum puasa dengan mandi aneka ramuan pengharum dari irisan limau, irisan pandan,dan berbagai bunga-bungaan, bunga kenanga, dan akar tanaman gambelu. Semua bahan ini direndam dalam air suam-suam kuku. Lalu, dibarutkan ke kepala.

Di bawah jembatan sungai Batang Kuranji petang itu ratusan orang, tua, muda, anak-anak, asyik mandi berenang. Ada yang `mandi balimau` dengan ramuan jeruk, tapi lebih banyak lagi yang menggunakan sampo biasa.

"Ini kesempatan bawa anak-anak mandi di sungai, airnya juga masih bersih, anak-anak bisa bermain dan mandi di sungai sepuasnya," kata Hernida, warga Taratak Paneh.

Karena ramainya anak-anak, pinggir Sungai Batang Kuanji sore itu juga menjadi pasar dadakan. Banyak yang menggelar dagangannya mulai dari pakaian, mainan, pelampung, hingga makanan tradisional seperti sate, jagung rebus, sala goreng hingga tumis pensi(kerang kecil dari danau).

FEBRIANTI

Berita Ramadan Terpopuler:
Warga Muhammadiyah Malaysia Bebas Pilih Awal Puasa 

Muhammadiyah Malaysia Diminta Puasa `Diam-diam` 

Perbedaan Awal Ramadan Jangan Disikapi Berlebihan

Bunga Citra Lestari Lebih Ringan Jalani Puasa

Ramadan, FPI Cirebon Tetap Sweeping