Puasa Selama 20 Jam di Sejumlah Negara Eropa

Umat Islam Muhammadiyah melaksanakan Shalat Tarawih pertama di Masjid Raya Al-Isra, Tanjung Duren, Jakarta Barat, (08/07). Berdasarkan hisab dan hasil musyawarah Majelis Tarjih PP Muhammadiah, awal puasa Ramadan 1434 Hijriah pada (9/7). TEMPO/Dasril Roszandi
Umat Islam Muhammadiyah melaksanakan Shalat Tarawih pertama di Masjid Raya Al-Isra, Tanjung Duren, Jakarta Barat, (08/07). Berdasarkan hisab dan hasil musyawarah Majelis Tarjih PP Muhammadiah, awal puasa Ramadan 1434 Hijriah pada (9/7). TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Norwegia - Muslim di sejumlah negara Eropa akan lebih lama menjalankan puasa selama bulan suci Ramadan tahun 2013 ini. Mereka bisa menjalankan puasa sampai lebih dari 20 jam.

Euro News melaporkan negara-negara seperti Swedia, Finlandia, dan Norwegia, matahari terbenam selama hampir tiga jam lebih lama dari biasanya. Matahari yang bergeser membuat mereka akan lebih banyak bertemu siang. Padahal di Indonesia waktu puasa hanya sekitar 17 jam saja.

Bagi sejumlah musim waktu puasa yang lama menjadi tantang tersendiri. "Semakin lama waktu berpuasa merupakan tantangan bagi saya dalam banyak hal,” kata Yaser Javed, mahasiswa teknik elektro di Swedia. “Karena saya seorang mahasiswa dan juga pekerja paruh waktu, hal itu akan sulit bagi saya untuk membagi waktu."

Yaser mengaku tetap termotivasi menjalani ibadaha puasa selama bulan Ramadan karena bulan ini hanya datang setahun sekali. "Ini merupakan cara bagiku untuk memperkuat keyakinan agamaku,” kata dia.

Ibrahim Afridi, yang juga seorang mahasiswa di Norwegia, merasakan hal yang sama. "Saya merasa senang melihat saya dapat mencapai tujuan menahan diri, yang memotivasi saya adalah puasa merupakan salah satu perintah utama Allah SWT.”

Pada tahun 2015 pun sudah diperkirakan, bulan Ramadan di Norwegia, Swedia dan Finlandia, akan jatuh di tengah musim panas ketika banyak bagian dari negara tersebut tidak akan mendapatkan waktu malam sama sekali. Hal ini akan menimbulkan tantangan lebih besar bagi umat Islam.

Imam Shakir, seorang ahli ulama di Eropa pun mengatakan, “Semua bisa kita jalani asalkan  semua diniati atas nama Allah SWT.”

Ramadan merupakan waktu bagi umat muslim dunia menjalani ibadah puasa atau menahan segala hawa nafsu, menahan diri dari makan, minum dan terlibat aktivitas seksual dari  waktu imsak hingga magrib. Bulan ini diyakini sebagai bulan penuh berkah di mana segala pengampunan diberikan oleh Allah SWT untuk hamba-hambanya.

Waktu puasa tiap negara sudah menjadwalkan. Kalender Islam mengikuti siklus lunar, maka bulan Ramadan akan maju  11 hari setiap tahunnya. Hal ini membuat bulan Ramadan bergeser ke setiap musimnya. Arab Saudi, Kuwait, Qatar , Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir Palestina, Sudan, Yordania, Yaman mengatakan awal Ramadan jatuh pada 10 Juli 2013.

Begitupun negara-negara di Eropa, Australia, dan Asia Tenggara menyatakan hal sama. Bagi umat Islam yang tinggal di negara-negara Eropa dan lebih dekat ke lingkaran Arktik, Ramadan kali ini menjadi lebih dan lebih menantang setiap tahun. 

EURONEWS.COM | ANINDYA LEGIA PUTRI

 

Topik Terhangat
Karya Penemu Muda
 | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Bencana Aceh

Berita Lain:
Eggi Sudjana Lolos Calon Gubernur Jawa Timur

Tiru Jokowi, Calon Gubernur PDIP Blusukan ke Pasar

Inilah 21 Negara Tempat Snowden Meminta Suaka