Muhammadiyah Sulsel Tetapkan Ramadan 9 Juli

Editor

Pruwanto

Malam ke-23 Ramadan dimanfaatkan umat muslim untuk berdiam diri di dalam masjid (itikaf) melakukan berbagai macam ibadah, seperti berzikir. Masjid nasional Al-Akbar menjadi salah satu tempat beritikaf yang diminati warga Surabaya. TEMPO/Fully Syafi
Malam ke-23 Ramadan dimanfaatkan umat muslim untuk berdiam diri di dalam masjid (itikaf) melakukan berbagai macam ibadah, seperti berzikir. Masjid nasional Al-Akbar menjadi salah satu tempat beritikaf yang diminati warga Surabaya. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta -Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sulawesi Selatan menetapkan 1 Ramadan 2013, jatuh pada 9 Juli 2013. Penetapan awal puasa itu tertuang dalam maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah nomor 04/MLM/I.0/E/2013 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah 1434 H pada bulan Mei lalu.

Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan Alwi Uddin mengatakan, akan mengumpulkan seluruh penurus Muhammadiyah se-Sulawesi Selatan untuk memasyarakatkan keputusan ini kepada puluhan ribu warga Muhammadiyah. Pertemuan berlangsung Ahad 23 Juni 2013 di Universitas Muhammadiyah Makassar.

“Warga Muhammadiyah itu besar. Kalau dalam keanggotaan ada sekitar 50 ribu orang. Tapi, jumlah keseluruhan itu lebih. Karena simpatisan Muhammadiyah banyak,” ujarnya.

Dia mengatakan, keputusan PP Muhammadiyah merujuk putusan majelis tarjih dan tajdid. Mungkin, nantinya ada perbedaan dengan jadwal pemerintah.  Maka dari itu, warga Muhammadiyah berharap pemerintah mengayomi walau ada perbedaan. Apalagi dalam Islam dikenal dua metode, yakni rukyat dan hilal. “Jadi kami merujuk pada metode hisab wujudul hilal,”katanya.

Alwi mengatakan, Kementerian Agama sebelumnya pernah menerapkan, Ramadan bersamaan antara Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama. Pada saat itu pemerintah mengundang para ahlinya, baik itu dari Muhammadiyah maupun Nahdatul Ulama, kalau tidak ada kesepakatan, pemerintah mengumumkan kepada masyarakat.

DIDIT HARIYADI