Kelelahan, Pemudik Motor Banyak Kecelakaan  

Sejumlah pemudik bermotor memadati Perempatan UNISMA di Jl. Raya Kalimalang, Bekasi, Minggu (26/8). Ribuan pemudik berkendaraan roda dua kembali menyerbu Ibukota menjelang habisnya masa liburan Lebaran, pada Lebaran tahun ini sebanyak 759.159 kendaraan roda dua digunakan para pemudik untuk pulang ke kampung halaman mereka masing-masing. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Sejumlah pemudik bermotor memadati Perempatan UNISMA di Jl. Raya Kalimalang, Bekasi, Minggu (26/8). Ribuan pemudik berkendaraan roda dua kembali menyerbu Ibukota menjelang habisnya masa liburan Lebaran, pada Lebaran tahun ini sebanyak 759.159 kendaraan roda dua digunakan para pemudik untuk pulang ke kampung halaman mereka masing-masing. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bagian Keselamatan dan Keamanan Lalu Lintas Polri, Komisaris Besar Adnas, menjelaskan penyebab kecelakaan selama arus mudik dan arus mudik Lebaran tahun ini terutama karena faktor kelelahan. Hal ini diungkapkan setelah Kepolisian mengamati tiga jalur mudik yakni: jalur utara, tengah, dan selatan.

Kepolisian mencatat mayoritas atau 28 persen kecelakaan mudik disebabkan faktor manusia, termasuk kelelahan. “Sedangkan 20 persen kecelakaan disebabkan oleh alam seperti cuaca dan 18 persen kecelakaan karena aspek kelaikan kendaraan,” ujar Adnas, seusai penutupan Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu, Selasa, 28 Agustus 2012.

Selama masa mudik Lebaran tahun ini telah terjadi 5.233 kecelakaan lalu lintas yang menewaskan 908 korban. Sebanyak 1.505 orang mengalami luka berat dan 5.139 orang mengalami luka ringan. Akibat kecelakaan-kecelakaan mudik tersebut, kerugian materi mencapai Rp 11 miliar.

Lebih jauh, kata Adnas, meski jumlah kecelakaan pemudik dengan sepeda motor terus meningkat, masih belum ada regulasi untuk melarang penggunaan motor sebagai angkutan mudik. "Tidak ada regulasi untuk melarang penggunaan motor dalam mudik," ujarnya.

Dari hasil pengamatan, kata Adnas, polisi menemukan banyak motor yang tidak dipersiapkan dan tidak layak untuk menempuh perjalanan jarak jauh. Selain itu, motor yang digunakan pemudik membawa penumpang serta barang dengan jumlah berlebih.

Motor-motor itu ditumpangi lebih dari dua orang, ditambah lagi barang-barang. Akibatnya, motor tidak seimbang untuk dikendarai dan berpotensi mengalami kecelakaan.

Adnas menuturkan, sebetulnya di sepanjang jalur mudik telah disiapkan pos-pos bagi para pemotor untuk beristirahat tiap dua jam perjalanan. Sayangnya fasilitas ini tidak terlalu banyak dimanfaatkan. Kecelakaan pun dinilai Adnas merupakan dampak dari kondisi fisik pengemudi yang tidak fit, serta pengaruh dari obat-obatan yang diminum.

"Kemudian kecelakaan juga terjadi karena kebiasaan menggunakan handphone sambil menyetir," kata Adnas. Polisi menemukan para pemudik dengan motor melakukan beberapa pelanggaran, antara lain menerobos lampu lalu lintas dan tidak menjaga jarak aman. Polisi juga mendapati para pemotor berbelok tiba-tiba dan tidak mengutamakan pejalan kaki.

Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangingaan menyatakan tingginya angka kecelakaan selama masa mudik Lebaran tahun ini didominasi oleh pengguna sepeda motor. "Sepeda motor mendominasi kecelakaan, sebanyak 70 persen," kata Mangindaan.

MARIA YUNIAR