Buka-Tutup Diklaim Ampuh Atasi Macet Jalur Selatan  

Polisi memberlakukan buka tutup jalan di jalur utama wisata menuju Garut di kawasan Ciaro, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/8). TEMPO/Prima Mulia
Polisi memberlakukan buka tutup jalan di jalur utama wisata menuju Garut di kawasan Ciaro, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (22/8). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Wakil Kepala Polda Jawa Barat Brigadir Jenderal Henkie Kaluara mengklaim sistem buka-tutup jalur dan rekayasa jalur satu arah lebih ampuh mengatasi kemacetan arus mudik di jalur selatan Jawa Barat ketimbang pemanfaatan jalur alternatif. Alasannya, pengalihan arus mudik maupun arus balik dari jalur utama ke jalur alternatif acapkali hanya menggeser bahkan membagi kemacetan di semua jalur.

Pengalihan arus ke jalur alternatif, Hengkie melanjutkan, juga membuat masyarakat pemudik mengeluh karena harus menggunakan jalan memutar jauh untuk sampai tujuan. Namun dengan sistem buka-tutup jalur, pemudik hanya perlu bersabar. "Sistem buka-tutup dengan one way system sampai 30 menit lebih bagus tahun ini," ujarnya di Gedung Sate, Bandung, Senin 27 Agustus 2012.

Hengkie mencontohkan, tahun-tahun lalu arus pemudik yang meningkat mengakibatkan macet total sampai 3 jam selama 3 hari di jalur Nagreg-Malangbong. "Tapi tahun ini arus di jalur itu bisa tetap bergerak walaupun pemudik cukup lama sampai di Jawa Tengah atau Timur,"katanya.

Selama arus mudik dan balik Lebaran tahun ini, titik buka-tutup jalur dengan prioritas arus mudik atau balik antara lain di simpang Sasakbeusi-Cibatu untuk arus pemudik di jalur Nagreg-Malangbong. Sedangkan untuk arus jalur Nagreg-Kadungora-Garut, titik buka-tutup jalur antara lain di kawasan Tutugan Leles. "Kalau misalkan di Kadungora arus bisa bergerak, kami mulai buka jalur. Tapi kalau masih macet kita tutup dulu," kata Hengkie.

Hanya masalahnya, menurut Hengkie, reka jalur tersebut dikeluhkan beberapa pengusaha restoran, pompa bensin, dan rest area di jalur Nagreg-Limbangan sebagai biang kerok sepinya tempat usaha mereka. Para pengusaha ini, kata dia, bahkan mencoba menyuap anggota polisi supaya tak memberlakukan jalur satu arah karenaa membuat pemudik emoh berhenti untuk singgah.

"Suap itu ada (diberikan restoran, SPBU, rest area) di jalur Cikaledong (Nagreg) sampai Limbangan waktu musim arus mudik. Dia menyuap tapi tidak kami terima karena kami komit dan konsisten (mengurai kemacetan arus mudik). Padahal kan one way-nya juga hanya 30 menit saja,"katanya.

ERICK P. HARDI