Pengguna Angkutan Bus di Tegal Turun 36,69 Persen

Sejumlah kendaraan pemudik arus balik menuju Jakarta tersendat di jalur pantura, Tegal,Jateng, Sabtu (25/8). ANTARA/Oky Lukmansyah
Sejumlah kendaraan pemudik arus balik menuju Jakarta tersendat di jalur pantura, Tegal,Jateng, Sabtu (25/8). ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO , Tegal: Pengguna angkutan umum jenis bus di terminal Kota Tegal turun hingga 36,69 persen ketimbang pada 2011. Berdasarkan catatan yang ada, penumpang angkutan bus di Terminal Kota Tegal selama lebaran 2012 ini sebanyak 107.491 orang atau turun dari tahun lalu yang mencapai 136.705 orang.

“Pada tahun 2011 justru meningkat meski hanya sedikit dari jumlah penumpang tahun 2010 sebanyak 134.705 orang,” ujar Kepala Terminal Kota Tegal, Odam Mursusanto di ruang kerjanya, Ahad, 26 Agustus 2012.

Menurut Odam, kondisi ini berpengaruh pada operasional angkutan bus di instansi yang ia pimpin yang tinggal 4.277 pemberangkatan dibanding saat angkutan lebaran 2011 lalu yang mencapai 5.093 pemberangkatan. “Saat ini bus cadangan pun sulit diberangkatkan, karena memang krisis pengguna,” ujar Odam.

Odam mengatakan pengguna bus saat ini beralih ke moda angkutan kereta api maupun kendaraan pribadi. Meski ada juga dipengaruhi kebutuhan mendesak seperti kebutuhan sekolah, sehingga banyak pengguna angkutan bus mengurungkan niat untuk mudik dan bepergian.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Tegal Prihandono punya pendapat lain, menuding turunnya pengguna bus ini akibat kebanyakan angkutan umum gelap yang memanfaatkan kebutuhan mudik. “Kalau angkutan pribadi saya kira pengaruhnya kecil, tapi yang paling dominan adanya travel gelap,” ujar Prihandono.

Menurut dia, keberadaan angkutan gelap ini mematahkan peran angkutan bus yang selama ini membayar pajak dan memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan konsumen. Di antaranya banyaknya pilihan jenis bus hingga fasilitas jalan pantai utara yang dinilai lebih bagus dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Ia berharap ada kebijakan dari pemerintah yakni Dinas Perhubungan maupun kepolisian untuk menindak angkutan gelap ini. Langkah ini untuk menertibkan dan menjaga eksistensi angkutan bus yang selama ini punya kontribusi terhadap pemasukan negara. “Kami membayar pajak ke pemerintah, sedangkan angkutan gelap tidak,” katanya.

EDI FAISOL

Berita lain:
Detik-Detik Pendaratan Neil Armstrong di Bulan

Masa Kecil Neil Armstrong

Jika Bulan Tersenyum, Ingatlah Neil Armstrong

Seoul Melunak Izinkan Warganya ke Korea Utara

Serangan Bom Bunuh Diri di Afganistan, 37 Tewas