Kereta Api Daop I Targetkan Pendapatan Rp 77,3 M

Penumpang menunggu Kereta Api Ekonomi Kertajaya di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, (15/8). Tahun ini PT. KAI menerapkan aturan hanya menjual tiket sesuai dengan jumlah kursi. ANTARA/Yudhi Mahatma
Penumpang menunggu Kereta Api Ekonomi Kertajaya di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, (15/8). Tahun ini PT. KAI menerapkan aturan hanya menjual tiket sesuai dengan jumlah kursi. ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO , Jakarta: PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi I menargetkan pendapatan Rp 77,3 miliar dari angkutan mudik tahun ini. Jumlah ini disebut lebih besar dari pendapatan tahun lalu. Padahal jumlah penumpang yang berangkat menyusut rata-rata 30 persen tiap harinya.

Dari data yang didapat Tempo, target pendapatan diperoleh dari target penjualan tiket sebanyak 540.125 buah. Rinciannya, 146.624 tiket eksekutif, 147.603 tiket bisnis, dan 245.898 tiket ekonomi.

Dari penjualan ini, tiket eksekutif mencatat target penjualan tertinggi, yakni Rp 44,8 miliar, disusul tiket bisnis Rp 22,8 miliar, dan tiket ekonomi Rp 9,7 miliar.

Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi I Mateta Rizalulhaq menolak memberi konfirmasi atas data yang didapat dari panduan angkutan lebaran ini. "Yang jelas meski jumlah penumpang turun, pendapatan belum tentu (turun), naik malah," ujarnya.

Alasannya, jumlah penumpang tahun lalu tidak sama dengan tiket yang terjual. Kereta penuh sesak oleh penumpang yang tidak membeli tiket. "Tahun ini penghitungan pendapatan lebih pasti," ujarnya.

Tahun lalu saat puncak arus mudik, Daerah Operasi I bisa memberangkatkan hingga 37 ribu penumpang per hari. Sementara kini setelah pemberlakuan kebijakan okupansi kereta 100 persen, penumpang menyusut hingga maksimal 30 ribu per hari. Angka itu didapat dari pemberangkatan 48 kereta reguler, 12 kereta tambahan lebaran.

Selama minggu pertama penyelenggaraan angkutan lebaran, PT KAI baru berhasil meraup 174.996 penumpang. Menyusut dari 259.330 penumpang pada periode yang sama tahun lalu. Angkutan lebaran tahun ini beroperasi tiga minggu sejak H-10 hingga H+10 lebaran. Mereka masih menghitung jumlah penumpang di dua minggu setelahnya. Jika konsisten, target pendapatan mereka tentu akan tercapai.

M. ANDI PERDANA