Begini Cara PT Kereta Api Tekan Urbanisasi

Sejumlah pemudik bergegas meninggalkan rangkaian gerbong KA Sawunggalih Utama relasi Kutoarjo-Jakarta Pasar Senen setibanya di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (21/8). ANTARA/Andika Wahyu
Sejumlah pemudik bergegas meninggalkan rangkaian gerbong KA Sawunggalih Utama relasi Kutoarjo-Jakarta Pasar Senen setibanya di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (21/8). ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia menawarkan cara menekan perpindahan penduduk dari desa ke kota pada saat arus balik Lebaran saat ini. Caranya, pengelola PT Kereta Api memberlakuan boarding pass kepada setiap penumpang kereta. Dengan sistem baru ini, diharapkan tidak terjadi kebocoran penumpang seperti tahun lalu.

Tekniknya, setiap tiket penumpang akan dicek oleh petugas. Bila tak sesuai identitas, tiket dinyatakan hangus. Model ini sangat mudah diterapkan karena jumlah penumpang sudah ditetapkan. "Jumlahnya tak akan melebihi kapasitas tempat duduk," ujar Humas PT Kereta Api Daerah Operasi I Mateta Rizalulhaq di Stasiun Senen pada Selasa, 21 Agustus 2012.

Boarding pass, kata dia, tak hanya berlaku di Daop I, tapi juga di delapan daerah operasi yang berada di seluruh Jawa. "Sanksi bagi yang melanggar juga sama ketatnya," ujar dia. Makanya pihak kereta yakin produk kebijakannya ini akan berjalan efektif.

Dia menambahkan, dengan cara ini juga dapat diketahui jumlah penumpang arus mudik dan arus balik yang menggunakan kereta. "Tak akan melebihi angka 30 ribu per hari, sesuai kapasitas kereta kami," ujarnya. Artinya, jumlah penumpang yang kembali (balik ke Jakarta ) tak jauh berbeda dengan yang pergi (arus mudik).

"Tak seperti tahun lalu, jumlah arus balik jauh lebih banyak," ujarnya. Ia menyebutkan para pelaku urbanisasi itu banyak turun di Bekasi dan Stasiun Jatinegara. "Jadi, sampai Senen, sudah kosong gerbong keretanya," ujar Mateta.

Ia menilai pemberlakuan boarding pass adalah salah satu bentuk partisipasi perusahaan kereta untuk menekan laju urbanisasi ke Jakarta. Namun tujuan utamanya adalah meningkatkan keamanan dan kenyamanan angkutan Lebaran pada tahun ini.

Masalahnya, pendatang yang hendak ke Jakarta pada saat arus balik tidak semuanya menggunakan kereta. Mereka banyak yang naik bus maupun kapal laut ke Jakarta. Asal-usulnya pun dari berbagai daerah di Jawa dan luar Jawa. Berharap di Jakarta mereka mendapat pekerjaan dan kehidupan lebih baik ketimbang di desa.

ANDI PERDANA