Ribuan Kendaraan Pemudik 'Parkir' di Jalur Selatan  

Kendaraan pemudik menumpuk saat buka tutup jalur di Nagreg, Jawa Barat. (16/8). Polisi memberlakukan sistem buka tutup mulai dari Jalan Raya Nagreg Kilometer 38 menuju arah Tasikmalaya. TEMPO/Aditya Herlambang
Kendaraan pemudik menumpuk saat buka tutup jalur di Nagreg, Jawa Barat. (16/8). Polisi memberlakukan sistem buka tutup mulai dari Jalan Raya Nagreg Kilometer 38 menuju arah Tasikmalaya. TEMPO/Aditya Herlambang

TEMPO.CO, Nagreg- Ribuan kendaraan pemudik, utamanya bis dan mobil, terpaksa 'parkir' 3 sampai 4 lajur setidaknya di penggalan jalur selatan Cileunyi-Rancaekek dan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jumat malam 17 Agustus 2012 atau H-2 Lebaran. Ditenggarai, ini akibat membludaknya arus mudik dari arah tol Cileunyi, Bandung, dan Sumedang sejak petang tadi serta tersendat-sendatnya arus di jalur Nagreg-Gentong sekitar 40 kilometer.

Kemacetan mulai menyergap ketika Tempo memasuki Jalan Raya Cipacing, Cileunyi, Km 21 dari Kota Bandung sekitar pukul 18.30 WIB. Kendaraan, termasuk sepeda motor, hanya bisa bergerak 10 hingga 20 Km/jam. Memasuki kawasan pabrik tekstil Jalan Raya Rancaekek Km 23, ribuan mobil dan bis, juga motor, bahkan terpaksa 'parkir' lebih dari 30 menit hingga sekitar pukul 19.30 WIB.

Sesaat kemudian, arus bisa bergerak melesat dan kadang merayap hingga pertigaan Parakan Muncang. Menurut Supratno, salah satu polisi yang berjaga di pos pengamanan Parakan Muncang, arus macet atau merayap di Rancaekek dan Parakan hanyalah buntut.
"Karena di Nagreg arus mudik juga tersendat,"ujarnya di pos Parakan Muncang, Jum'at malam 17 Agustus 2012.

Namun saat memasuki Jalan Bypass Cicalengka Km 26, arus kembali tersendat. Terutama mobil dan bis harus kembali merayap sekitar 7 kilometer hingga pompa bensin Nagrog. Di pompa bensin ini keluar-masuk mobil dan sepeda motor rupanya turut menghambat arus. Selepas Nagrog arus kembali melesat namun lagi-lagi harus bermacet-macet saat memasuki Nagreg, tepatnya di depan pos pengamanan Gambreng Km 35.

Mulai Gambreng, mobil dan bis kembali harus 'parkir' dan sesekali bergerak merayap 10 km/jam setidaknya hingga ujung turunan Nagreg di Cagak dan Cikaledong atau sepanjang lebih dari 5 kilometer. Kepala Polres Kabupaten Bandung Ajun Komisaris Besar Sandy Nugroho mengakui arus mudik di wilayahnya tersendat mulai Cipacing hingga Cagak.

Bahkan untuk mengatasi ekses luberan arus mudik, kata Sandy, polisi sempat mengarahkan agar arus dari Cileunyi memanfaatkan jalur alternatif Cijapati dan Parakan Muncang. Arus tujuan Garut diarahkan ke jalur Cijapati-Kadungora-Garut Kota. Sedangkan kendaraan arah ke Tasikmalaya diarahkan ke Parakan Muncang untuk mengambil jalan memutar via Sumedang-Wado-Malangbong.

"Tapi sekarang pengarahan arus ke Cijapati dan Parakan Muncang tak lagi kami lakukan karena di malam hari kondisi jalur-jalur ini gelap (minim penerangan jalan umum),"ujar Sandy saat dihubungi Tempo malam ini. "Malam ini mulai Cagak (Nagreg) arus menuju Limbangan dan Tasikmalaya dan Garut masih bisa berjalan meskipun merayap,"kata Sandy lagi.

Dari pantauan Tempo kemarin, kemacetan di Nagreg juga buntut tersendatnya arus di beberapa titik di jalur utama Garut - Tasikmalaya seperti kesibukan warga di sekitar Pasar Limbangan dan Pasar Lewo. Selain itu akibat tanjakan dan penyempitan jalur di jalan berliku sepanjang Nagreg-mbangan-Pasar Lewo-Malangbong serta keluar-masuknya bis dan mobil ke sejumlah restoran di jalur itu. Plus akibat penyempitan jalur Gentong, Tasikmalaya.

ERICK P. HARDI

Berita lain:

Liputan Khusus Ramadan dan Lebaran 2012
Soal PKI, NU Dinilai Mundur
Petugas Transjakarta Dituding Lecehkan Mahasiswi

NU Minta Warga Waspadai Kebangkitan PKI

Keluarga Kardashian Dijuluki Kumpulan Orang Konyol

Ini Strategi Israel Serang Iran

Global TV Cabut Iklan Mirip Tong Fang