Ayam Tiren Masih Ditemukan  

BPOM melakukan inspeksi mendadak kandungan kimiawi pada makanan yang beredar di Pasar Senen Jakarta, Senin (7/9). Jelang Lebaran, pemerintah melalui BPOM mulai mengintensifkan pengawasan peredaran bahan makanan. Foto: TEMPO/Tony Hartawan
BPOM melakukan inspeksi mendadak kandungan kimiawi pada makanan yang beredar di Pasar Senen Jakarta, Senin (7/9). Jelang Lebaran, pemerintah melalui BPOM mulai mengintensifkan pengawasan peredaran bahan makanan. Foto: TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Petugas Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Utara menggelar operasi daging tak layak konsumsi di empat pasar tradisional, Kamis, 16 Agustus 2012. Hasilnya, mereka masih menemukan seekor ayam tiren (mati kemaren) yang dijual.

"Ayam tiren itu kami temukan di Pasar Waru," kata Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Utara, Muhammad Nasir, Kamis, 16 Agustus 2012.

Petugas tidak menahan penjual ayam tersebut. Si penjual yang berinisial M, 40 tahun, itu hanya diminta menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulang perbuatannya.

Menurut Nasir, razia yang digelar merupakan hasil kerja sama dengan Polres Jakarta Utara, Satuan Polisi Pamong Praja, dan Laboratorium Kesehatan Hewan dan Feteriner (Kesmafet). Selain di Pasar Waru, petugas juga menyambangi Pasar Sukapura, Pasar Koja Baru, dan Pasar Tugu Utara.

Petugas tidak mendapati daging tak layak konsumsi di ketiga pasar itu. Secara keseluruhan petugas mengambil sebanyak 43 ayam untuk dijadikan sampel dari bagian usus, ati, ampela, dan dagingnya.

Secara khusus Nasir mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati membeli daging ayam maupun usus ayam di pasar. Pasalnya, menjelang Lebaran biasanya banyak pedagang nakal yang berusaha mengeruk untung besar dengan mengawetkan dagangannya.

Nasir menyebutkan beberapa ciri ayam yang tak lagi segar adalah dagingnya berwarna pucat, layu, dan kulitnya keriput. "Masyarakat, terutama ibu-ibu harap lebih cermat memilih," ujarnya.

PINGIT ARIA