Keraton Yogyakarta Rayakan Lebaran Hari Minggu  

Peserta dari berbagai elemen masyarakat mengikuti Kirab Budaya Peringatan 1 Abad Hari Jadi Sri Sultan Hamengkubuwono X di Alun-alun Utara Yogyakarta, Minggu (22/04). Kirab berkeliling benteng Keraton Yogyakarta ini merupakan rangkaian puncak acara peringatan 1 abad usia Sultan Hamengkubuwono IX dan hari jadi Keraton Yogyakarta yang ke 256. TEMPO/Suryo Wibowo
Peserta dari berbagai elemen masyarakat mengikuti Kirab Budaya Peringatan 1 Abad Hari Jadi Sri Sultan Hamengkubuwono X di Alun-alun Utara Yogyakarta, Minggu (22/04). Kirab berkeliling benteng Keraton Yogyakarta ini merupakan rangkaian puncak acara peringatan 1 abad usia Sultan Hamengkubuwono IX dan hari jadi Keraton Yogyakarta yang ke 256. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Keluarga Keraton Yogyakarta akan merayakan Idul Fitri 1433 Hijriah pada Ahad, 19 Agustus 2012, atau sama dengan jatuhnya 1 Syawal versi Muhammadiyah.

"Sesuai dengan penanggalan di Keraton, Keraton akan merayakan lebaran pada 19 dan 20 Agustus," kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta, Kuskasriati, Kamis, 16 Agustus 2012.

Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X, kata Kuskasriati, akan melaksanakan ibadah salat id di Alun-alun Utara. Namun hal itu dilakukan apabila tidak ada perbedaan lagi penentuan 1 Syawal antara pemerintah dan Muhammadiyah. Pemerintah sendiri masih akan melakukan rukyatulhilal pada Sabtu lusa (18/8).

Bila terjadi perbedaan penentuan 1 Syawal, Sultan cenderung tidak akan mengungkapkan kepada publik di mana akan mengikuti salat id.

Saat ini, pihak Keraton Yogyakarta juga tengah mempersiapkan ritual Gerebek Syawal yang menjadi tradisi Keraton Yogya dalam menyambut Lebaran. Tradisi yang dilaksanakan hari Ahad, 19 Agustus, sekitar pukul 09.00 itu dilakukan usai salat Idul Fitri dan usai Ngabekten (bersalaman dengan Sultan dan Pakualaman).

Gerebek Syawal ini sebagai simbol sedekah serta kedermawanan Raja Keraton kepada rakyatnya yang ditandai dengam pelepasan Gunungan Lanang yang kemudian diperebutkan oleh masyarakat. Gunungan Lanang yang berisi berbagai hasil bumi itu, sebelum `dirayah` (diperebutkan), akan diarak dari Pagelaran Keraton Yogyakarta menuju halaman Masjid Agung Kauman untuk didoakan.

Sungkeman (bersalaman) dengan raja keraton ini kali ini dibagi menjadi tiga hari, dari yang biasanya dilakukan dua hari. Pada hari pertama, sungkeman diselenggarakan bagi putra dalem, sentana serta kerabat kakung (pria). Pada hari kedua sungkeman khusus untuk kerabat putri. Sedangkan hari ketiga diperuntukkan bagi abdi dalem Keprajan termasuk bupati-walikota se-DIY.

PRIBADI WICAKSONO