Pemudik Pilih Naik Kapal di Malam Hari

Sejumlah penumpang berjalan menuju kapal di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Sulsel, (12/8). Seminggu jelang hari raya Idhul Fitri jumlah pemudik dari jalur laut maupun darat mulai mengalami peningkatan signifikan. TEMPO/Hariandi Hafid
Sejumlah penumpang berjalan menuju kapal di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Sulsel, (12/8). Seminggu jelang hari raya Idhul Fitri jumlah pemudik dari jalur laut maupun darat mulai mengalami peningkatan signifikan. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Cilegon - Pemudik yang melakukan penyeberangan dari Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung memilih naik kapal pada tengah malam.

General Manager PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry Cabang Utama Merak, Suprianto mengatakan lonjakan penumpang yang hendak menyeberang pada malam hari selalu terjadi saban tahun.

"Kebiasaan ini mengakibatkan terjadinya lonjakan penumpang di malam hari," kata Supriyanto, Kamis, 16 Agustus 2012.

Seorang penumpang kapal feri, Hendry Gunawan, 29 tahun, mengatakan memilih menyeberang pada malam hari karena lebih nyaman. "Kalau mudik di siang hari itu panas, sementara kita masih harus tetap puasa," kata Hendry yang hendak mudik dari Bogor ke Lampung ini.

Hendry menjelaskan, memasuki H-5 arus mudik lebaran 2012, PT ASDP Indonesia Fery Cabang Merak menyeberangkan sebanyak 54.711 penumpang. Jumlah itu terdiri dari 8.797 penumpang pejalan kaki dan 45.914 diatas kendaraan. Sementara jumlah kendaraan roda 2 mencapai 3.441 unit dan kendaraan kecil 5.649 unit.

Humas PT ASDP Cabang Utama Merak, Mario Sardadi mengatakan, jumlah kendaraan seluruhnya sebanyak 10.748. Untuk bus sebanyak 408 kemudian kendaraan truk 1.250. “ Jumlah kapal yang dioperasikan sebanyak 30 armada dengan capaian 99 trip,” ujar Mario.

WASI'UL ULUM

Berita Ramadan lainnya:
Holcim ''Pulangkan'' 3.500 Pekerja Bangunan 

Antrian di Tol Sadang Capai 3 Kilometer

Truk Non Sembako Dilarang Masuk Pelabuhan

Bank Sediakan Layanan Terbatas Saat Lebaran

Jalan Lintas Sumatera di Lampung Semrawut

Pemudik Pilih Jalur Alternatif Ketimbang Utama

Bandung Kekurangan Pembantu Cadangan