Polisi Antisipasi Penumpukan Arus Mudik di Babat  

Petugas memantau jalur darat dan laut lewat monitor di Posko Nasional Angkutan Lebaran di Kementerian Perhubungan di Jakarta, (15/8). Posko tersebut untuk memantau perkembangan penumpang dan pengendalian lalu lintas angkutan Lebaran darat, udara dan laut saat mudik lebaran dan arus balik. Tempo/Aditia Noviansyah
Petugas memantau jalur darat dan laut lewat monitor di Posko Nasional Angkutan Lebaran di Kementerian Perhubungan di Jakarta, (15/8). Posko tersebut untuk memantau perkembangan penumpang dan pengendalian lalu lintas angkutan Lebaran darat, udara dan laut saat mudik lebaran dan arus balik. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO , Bojonegoro: Kepolisian Resor Lamongan berupaya mengantisipasi penumpukan arus mudik di Kecamatan Babat, Lamongan. Alasannya, Babat menjadi tempat pertemuan arus kendaraan dari Bojonegoro, Jombang, Tuban, dan Lamongan.

Apalagi, di Kecamatan Babat terdapat pasar tumpah yang berpotensi terjadi kemacetan. Selain karena jalan sempit, lokasi parkir dan padatnya lalu lintas dari empat penjuru membuat polisi harus menjaga jalur tetap lancar.

Posisi Pasar Babat berada di kilometer 37 dari arah barat Kota Lamongan. Jalur dari kota Babat bisa menentukan macet dan tidaknya kendaraan lewat. Sebab, dari jalur itu, kendaraan akan terpecah ke Kecamatan Widang, Tuban, kemudian ke Kecamatan Baureno, Bojonegoro, juga ke Kota Lamongan serta ke arah Jombang.

Polisi Lamongan kemungkinan menggunakan dua jalur alternatif. Yaitu jalur jalan di depan Pasar Babat dan jalur di Jalan Gotong Royong guna memecah kendaraan menjadi dua bagian. Setidaknya, selama tiga tahun terakhir lebaran, dua jalur itu menjadi penyangga untuk mengurai kemacetan jalan.

Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Lamongan, Ajun Komisaris Paulus Sujatmiko, untuk antisipasi kemacetan di Babat, telah diturunkan sekitar 50 personel. Jumlah itu belum termasuk bantuan anggota dari Kepolisian Sektor Babat untuk pengamanan di pasar tumpah. “Jalur Babat memang cukup padat,” tegasnya pada Tempo, Rabu, 15 Agustus 2012.

Jalur di Lamongan yang juga potensi macet adalah di perlintasan depan terminal Lamongan dan di dekat Tugu Kalpataru. Jalur ini kerap terjadi macet mengingat banyaknya pemudik yang melintas jalan utama menuju ke Surabaya ini. Kemudian, jalur di pantai utara di Kecamatan Brondong dan Kecamatan Paciran, Lamongan. Kebetulan di jalur ini terdapat tempat tujuan pariwisata, yaitu Wisata Bahari Lamongan dan Goa Maharani berikut kebun binatangnya.

Makanya, untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas, Polisi Lamongan sudah membentuk Tim Urai Kemacetan. Tim ini bersifat mobil yang ditempatkan di pos-pos di hampir tiap kecamatan di pinggir jalan besar. Tim urai akan meluncur ke tempat kejadian jika muncul macet yang mendadak juga terjadi kecelakaan lalu lintas. “Tim ini bisa bergerak leluasa,” kata Paulus Sujatmiko.

Sementara itu di Tuban, arus mudik yang lewat di pantai utara kabupaten ini, mulai berdatangan. Sejumlah mobil pribadi bernomor polisi Jakarta, Semarang, Bandung, sudah terlihat. Kendati demikian, jalan di pantai utara mulai dari Bulu Kecamatan Bancar hingga ke Kota Tuban sejauh 47 kilometer relatif masih normal. Rata-rata kecepatan kendaraan antara 50 hingga 70 kilometer per jam.

SUJATMIKO

Berita lain:
Angkasa Pura II Tambah Operasional Empat Bandara

ASDP Siapkan Kapal Pengangkut Sepeda Motor 

Pemudik di Merak Tembus 54 Ribu Orang

Tujuh Maskapai Dapat Tambahan Jam Terbang 

Waspada Calo Tiket di Bandara Soekarno Hatta