Mencicipi Kue Jepa Khas Polewali untuk Berbuka  

Jajanan murah di Jalan Boulevard, Makassar. TEMPO/Muhtar
Jajanan murah di Jalan Boulevard, Makassar. TEMPO/Muhtar

TEMPO.CO, Makassar - Pernahkah Anda mencicipi kue khas Suku Mandar? Selain terkenal dengan kue Golla Kambunya, Suku Mandar memiliki penganan khas kue Jepa.

Terbuat dari parutan ubi kayu dicampur kelapa parut, Jepa menjadi salah kue favorit masyarakat Polewali Mandar, Sulawesi Barat, untuk berbuka puasa. Tak heran, pada bulan Ramadan kali ini pun, penganan ini diserbu oleh pembeli. Kue berbentuk bundar ini bisa Anda temukan di Pasar Sentral Pekkabata, Polewali. 

Jepa khas tanah Mandar menawarkan tiga pilihan rasa, yakni manis, asin, dan hambar. Rasa yang beragam ini membuat Jepa banyak disukai warga. Sebab, pembeli bisa mencicipi Jepa sesuai seleranya. 

Untuk mendapatkan kue Jepa pun Anda harus antre sejak pukul 14.00 WITA. Sebab, umumnya setelah waktu Ashar kue ini sudah habis diserbu pembeli. Dengan pilihan rasa dan harga yang terjangkau tak heran kue ini laris manis. 

Anda cukup merogoh Rp 2.000 sudah bisa membawa pulang tiga keping Jepa tiga rasa untuk berbuka puasa bersama keluarga Anda di rumah.

Namun, jika ingin membeli satu rasa, maka harganya akan berbeda. Harga yang berbeda karena tergantung dari campuran yang diinginkan pembeli. Jepa yang menggunakan bahan parutan ubi dicampur parutan kelapa setengah tua dan gula aren dijual dengan harga Rp 1.000 untuk dua keping. 

Berbeda lagi Jepa yang menggunakan parut ubi kayu dan kelapa setengah tua ditambah sedikit garam, dijual lebih murah Rp 1.000 untuk tiga keping. Khusus untuk Jepa yang rasanya hambar biasa disajikan warga dengan sayuran atau ikan bakar segar.

Shofiah, 13 tahun, salah seorang warga Polewali Mandar, mengaku biasa membeli jepa tiga rasa untuk menu berbuka puasa bersama keluarga. 

“Rasanya unik dan enak. Selain itu harganya juga murah. Dari dulu saya menjadikan Jepa sebagai salah satu makanan kesukaan saya,” kata Shofiah yang mengaku mengenal kue Jepa dari neneknya. 

Jepa termasuk penganan yang laris tidak hanya pada saat Ramadan, tetapi juga pada hari-hari biasa.

Lia, 51 tahun, salah seorang pedagang Jepa di Pasar Sentral Pekkabata Polewali Mandar, mengaku biasanya hanya dalam waktu dua-tiga jam kue Jepa yang dijualnya sudah habis diserbu pembeli. 

Lia yang menjual kue Jepa puluhan tahun di Pasar Sentral Polewali Mandar ini mengaku panen untung selama Ramadan. Omzet penjualannya meningkat tiga kali lipat dibanding hari biasanya.

“Setiap harinya bisa menghabiskan rata-rata 15 hingga 25 kilogram ubi parut yang bisa menjadi 150 keping Jepa,” katanya.

Rasdiyanah

Berita Lain:
Arus Mudik Lebaran, Kereta Ini Sepi Penumpang
Kondisi Jalan Alternatif Brebes Berbahaya
Tips Agar Tidak Ketinggalan Pesawat
Ibnu Ismail Al Jazari, Bapak Robotika Modern
Hari Pertama Lebaran, Jangan ke Puncak
Alasan Puncak Arus Mudik Tahun Ini Terbagi 2 Hari