Ruas Jalan Bantarwaru Indramayu Bergelombang

Kendaraan melintas di jalur hutan jati Bantar Waru, Indramayu, Jawa Barat, (12/8). Kondisi jalan mudik jalur tengah Subang Indramayu Cirebon menuju Pantai Utara Jawa cukup baik dan siap dilalui pemudik, namun harus ekstra hati-hati saat melintas jalan bergelombang dan minim lampu jalan. TEMPO/Prima Mulia
Kendaraan melintas di jalur hutan jati Bantar Waru, Indramayu, Jawa Barat, (12/8). Kondisi jalan mudik jalur tengah Subang Indramayu Cirebon menuju Pantai Utara Jawa cukup baik dan siap dilalui pemudik, namun harus ekstra hati-hati saat melintas jalan bergelombang dan minim lampu jalan. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Subang  - Mayoritas infrastruktur jalan raya di jalur tengah mulai dari Sadang-Subang-Cikamurang relatif mulus. Hanya saja, saat memasuki daerah Gantar, Bantarwaru, Indramayu, sepanjang 10 kilometer setelah melewati KM23 dari arah Subang, jalanannya bergelombang.

Pantauan Tempo, selain jalan bergelombang, ruas jalan  juga sempit, hanya bisa dilewati 2 kendaraan dari arah berlawanan. Jalan di ruas itu pun berkelok-kelok.

Sejumlah papan peringatan dengan tulisan mencolok mata "Awas Jalan Bergelombang" dipasang di pinggir jalan.Di sepanjang kelokan tajam di ruas itu, juga dipasangi deretan patok bambu yang ujungnya dicat warna biru-kuning.

Petugas polisi di pos pengamanan di Bantaruni, Indramayu, Ajun Komisaris Imam Hanapi mengatakan, patok bambu itu baru dipasang jelang angkutan Lebaran tahun ini. Patok bambu itu, untuk menandai kelokan tajam, terutama saat malam hari.

Sepanjang ruas jalan yang membelah hutan jati, kebun kayu putih, dan karet itu minim lampu penerangan jalan. "Kalau sudah dekat baru kelihatan ada belokan," kata dia pada Tempo, Minggu, 12 Agustus 2012.

Imam menuturkan, mayoritas jalur tengah selepas Bantarwaru hingga Cijelag, jalannya relatif mulus. Kendati demikian, dia meminta pada pengguna jalan agar beristirahat jika mengantuk. "Banyak kecelakaan lalu-lintas itu bukan karena ceroboh, tapi ngantuk," kata dia.

Pantauan Tempo, mulai terlihat sejumlah pemudik melintasi jalur tengah, terutama kendaraan roda dua. Imam membenarkan, kendati tidak sebanyak yang terlihat di jalur Pantura. Di jalur tengah, pemudik diperkirakan mulai terlihat ramai melintas pada H-5, dan puncaknya saat dimulainya libur bersama. Tahun lalu, tuturnya, saat padat, kendaraan yang melintas bisa 20-an kendaraan tiap menitnya.

Teguh dan Heri asal Bekasi, misalnya, pemudik yang ditemui Tempo tengah rehat di teriknya cuaca di jalur itu mengaku sengaja memilih jalur tengah untuk mudik menuju Cilacap. "Kalau lewat Pantura, panas banget dan padat," kata dia.

Saat kemarau ini, jalur tengah dipenuhi debu akibat tanah tanah yang kering. Namun meski panas, jalur tengah lebih lumayan, banyak pemandangan. Tak salah juga, sepanjang rute di jalur tengah itu, mayoritas terlihat pemandangan pohon jati dan pohon karet dengan daun yang meranggas.


AHMAD FIKRI | NANANG SUTISNA