12 Ribu Sembako Dibagikan ke Warga Miskin Solo

Ribuan masyarakat mengantri untuk sembako murah di Lapangan Kota Barat, Solo, Kamis (29/12). TEMPO/Andry Prasetyo.
Ribuan masyarakat mengantri untuk sembako murah di Lapangan Kota Barat, Solo, Kamis (29/12). TEMPO/Andry Prasetyo.

TEMPO.CO, Surakarta - Ribuan orang tampak mengantre di pintu selatan lapangan kota barat Surakarta, Ahad, 12 Agustus 2012. Mereka rela berdesak-desakan demi mendapatkan paket bahan pokok yang dibagikan gratis oleh organisasi kemasyarakatan Solo Bersama Selamanya.

Tak jarang ada yang tergencet dan harus dikeluarkan dari antrean. Menurut koordinator pembagian, Priyo Hadi Sutanto, antrean terjadi karena masyarakat tidak sabar ingin segera mendapat giliran mendapat paket bahan pokok.

“Sebenarnya sudah kami jadwal dan bagi menjadi tiga kelompok. Tapi rupanya masih terjadi antrean,” katanya di sela pembagian, Ahad, 12 Agustus 2012. Panitia membagi waktu pengambilan dari pukul 08.00-09.00 untuk pemegang kupon merah, pukul 09.00-10.00 untuk pemilik kupon kuning, dan kupon biru mendapat jatah waktu pengambilan pukul 10.00-11.00.

Antrean terjadi karena warga yang masuk kelompok pertama belum selesai mendapat bahan pokok, sudah disusul antrean dari kelompok berikutnya. Untuk membantu mengamankan jalannya pembagian, panitia menyiagakan 400 petugas pengamanan.

“Di lokasi pembagian, kami menyediakan 10 counter. Kemudian masih ada counter khusus untuk lanjut usia,” ujarnya. Panitia membagikan paket bahan pokok berisi beras, gula, mi instan, biskuit, dan susu, senilai Rp 75 ribu.

Untuk mencegah agar tidak ada warga yang mendapat lebih dari satu paket, panitia mensyaratkan masyarakat untuk memiliki kupon di atas dan mengambil sesuai jadwal. Selain itu, mereka juga menerapkan sistem celup jari ke dalam tinta sebagai penanda sudah mendapat paket bahan pokok.

Salah seorang warga, Hadi Sutrisno, 80 tahun, mengatakan sudah dua tahun terakhir mendapat paket bahan pokok. Dia akan menggunakannya untuk merayakan Lebaran bersama keluarga. “Selama ini, penghasilan saya sebagai penjual pecel tidak tentu. Kalau tidak dapat bantuan, mungkin kami berlebaran seadanya,” kata warga Kampung Sewu tersebut.

Priyo mengatakan panitia sudah memiliki data siapa saja kaum duafa yang berhak mendapat paket bahan pokok gratis. Menurut dia, sudah ada verifikasi ke lapangan untuk memastikan tidak ada yang salah sasaran. “Seseorang dapat rutin tiap tahun tidak masalah. Yang penting dia miskin,” ujarnya.

UKKY PRIMARTANTYO