Sopir Bus Banyak Mengidap Darah Tinggi

Seorang pengemudi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) tengah menjalani tes kesehatan di posko kesehatan terminal Pulo Gadung, Jakarta, Selasa (23/8). Dinas Kesehatan di bantu pihak Dinas Perhubungan serta pihak kepolisian melakukan tes kesehatan bagi para pengemudi bus guna menjamin kebugaran mereka saat mengemudi. TEMPO/Tony Hartawan
Seorang pengemudi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) tengah menjalani tes kesehatan di posko kesehatan terminal Pulo Gadung, Jakarta, Selasa (23/8). Dinas Kesehatan di bantu pihak Dinas Perhubungan serta pihak kepolisian melakukan tes kesehatan bagi para pengemudi bus guna menjamin kebugaran mereka saat mengemudi. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO , Tulungagung - Balai Besar Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Masyarakat Kementerian Kesehatan Jawa Timur melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap sopir bus di terminal Tulungagung. Pengemudi angkutan umum itu diketahui banyak mengidap tekanan darah tinggi dan kadar gula di atas normal.

Pemeriksaan yang dilakukan di pos pemberhentian bus terminal Tulungagung cukup mengejutkan awak kendaraan. Usai menurunkan atau menaikkan penumpang, seluruh awak bus terutama sopir diminta turun dan menuju posko kesehatan.

Mereka menjalani rangkaian uji kesehatan yang relevan dengan pekerjaan mengemudikan kendaraan. "Sopir harus dalam keadaan sehat saat membawa kendaraan," kata Kepala Bidang Surveilans Epidepelogi, Joko Waluyo, Jumat 10 Agustus 2012.

Pemeriksaan ini menurut dia untuk meminimalisir kecelakaan angkutan umum yang disebabkan kelalaian pengemudi atau human error. Terlebih lagi menjelang peringatan Hari Raya Idul Fitri, tugas mereka akan semakin berat dengan banyaknya pemudik. Selain beban kendaraan yang bertambah, volume mengemudi mereka juga bertambah setiap harinya.

Data statistik juga menunjukkan jumlah kecelakaan bus jauh lebih tinggi dibandingkan angkutan darat lain seperti kereta api. Apalagi mulai tahun ini manajemen PT KAI telah menerapkan quota penumpang sesuai kapasitas gerbong. Sementara angkutan bus masih dibebaskan mengangkut penumpang melebihi kapasitas karena dikelola perusahaan swasta.

Dalam pemeriksaan tersebut petugas menemukan sejumlah sopir yang mengidap tekanan darah tinggi dan gula darah di atas normal. Hal ini patut diwaspadai karena bisa mengganggu kemampuan motorik awak bus. "Bagi yang penyakitnya parah kita larang melanjutkan perjalanan," kata Waluyo.

Selain kesehatan, petugas juga memeriksa kandungan urine mereka. Ini merupakan bagian tes narkoba atau obat kimia yang mempengaruhi kesadaran sopir.

Erik Purnomo, salah satu awak bus mengaku tidak keberatan dengan tes ini. Meski menghambat jam operasi mereka, namun hal ini membuat penumpang nyaman. "Tak masalah demi keamanan," katanya.

HARI TRI WASONO

Berita Ramadan lainnya:
Mudik, Mahasiswi Unibraw Tewas Terlindas Truk

Polisi Antisipasi Sabotase Jalur Kereta

Pantura Macet, Mudik Bisa Lewat 2 Dua Jalur Ini

Waspada 3 Tindakan Sabotase Rel Kereta Ini

Mudik Sambil Berendam Air Panas di Tasikmalaya

Ke Garut Emoh Macet? Coba Via Jalur Cijapati

805 Titik Macet Hadang Pemudik

Ulama NU Tetapkan 1 Syawal pada 19 Agustus