TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah pengemis di Jakarta Selatan selama Ramadan 2012 naik dibandingkan dengan tahun lalu. Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Pemerintah Daerah Jakarta Selatan, Miftahul Huda, mengatakan jumlah pengemis yang telah ditertibkan mencapai 74 orang, naik dibandingkan dengan 55 orang pada bulan Ramadan tahun lalu.
Selama bulan Ramadan, sejumlah lokasi di Jakarta memang diwarnai kemunculan pengemis yang hidup di dalam gerobak. Mereka biasanya berkeliling di Pondok Indah dan Pondok Pinang. Biasanya, manusia gerobak ini terdiri dari satu keluarga yang semuanya pengemis.
Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Abdurrahman Anwar, menegaskan pihaknya belum pernah mengidentifikasi adanya jaringan pengemis di kawasan Jakarta Selatan.“Selama ini hanya individual saja. Paling mereka satu keluarga saja,” kata Abdurrahman, Kamis, 9 Agustus 2012.
Selain manusia gerobak di daerah Pondok Indah dan Pondok Pinang, pengemis di Jakarta Selatan juga tersebar di beberapa lampu merah. Pengemis yang sengaja mangkal paling banyak terdapat di Melawai dan Al-Azhar. Di Melawai, kebanyakan pengemis datang dari Palembang, Sumatera Selatan. Sedangkan di Al-Azhar, pengemis datang dari Sumatera Utara. Biasanya, mereka mengemis berkelompok, dengan dua atau tiga orang dewasa yang juga berperan sebagai pengawas serta beberapa anak kecil yang bertugas untuk meminta-minta.
Menurut Miftahul, pemerintah berusaha membina para pengemis ini. Sebagian disalurkan mengikuti program transmigrasi. Pembinaan dipusatkan di panti sosial di Kedoya dan Cipayung.
ANANDA W. TERESIA
Berita Terpopuler:
Gubernur Fauzi Bowo Bungkam Soal Video di Youtube
Rhoma Irama, Kanan-Kiri Kena Jerat Hukum
Mahfud MD: Koruptor Hidupnya Panas
Ahmad Yani: Bambang Widjajanto Jangan Seperti Preman
Wawancara Tempo dengan Hartati Murdaya
Kunjungi Korban Kebakaran, Fauzi Sindir Jokowi
Demokrat: Rhoma Irama Tak Bersalah
Ini Alasan Dik Doank Nikah Lagi
Ini Kumbang Iblis dari Republik Dominika