Batik Maos dan Banyumas Laris Manis Jelang Lebaran

Batik Banyumas. ANTARA/Idhad zakaria
Batik Banyumas. ANTARA/Idhad zakaria

TEMPO.CO , Purwokerto: Perajin batik tulis khas Maos dan Banyumas menjelang Lebaran ini meraup untung hingga dua kali lipat dibanding hari-hari biasa. Akibat peningkatan tersebut, perajin bahkan merasa kewalahan untuk memenuhi semua pesanan.

“Baik batik tulis maupun cap, pemesanannya meningkat hampir dua kali lipat,” kata pemilik Sanggar Batik Rajamas Maos Cilacap, Tonik Sudarmaji, Kamis, 9 Agustus 2012.

Ia mengatakan pesanan bulan ini mencapai 10 ribu potong batik. Biasanya, kata dia, pesanan bulanan rata-rata mencapai 5.000 potong saja.

Menurut dia, tren penggunaan pakaian batik akhir-akhir ini terus meningkat. Penggunaan batik bahkan lambat laun menggantikan baju koko yang biasa digunakan saat hari besar agama.

Ia berharap baju batik bisa menggantikan baju koko saat dipakai hari besar agama. “Terutama batik lokal yang menggambarkan tradisi setempat, seperti batik maos yang menggambarkan tradisi petani di Cilacap,” katanya.

Peningkatan pesanan batik juga dialami oleh perajin batik Banyumasan. Bahkan, perajin sampai kewalahan karena produksinya terbatas.

Salah seorang pengusaha batik asal Sokaraja, Banyumas, Heru Santoso, mengatakan menjelang Lebaran, pesanan batik naik cukup banyak. “Sampai sekarang, kami hanya tinggal menyisakan 200-250 potong kain batik maupun baju batik. Ini sengaja tidak kami lempar ke luar kota, untuk melayani kebutuhan warga di Banyumas dan sekitarnya,” katanya.

Menurut Heru, dalam sepekan saja, ada lebih dari 1.000 potong kain maupun baju batik yang dipesan pasar Yogyakarta. Padahal, dalam kondisi normal, 1.000 potong itu akan habis dalam jangka waktu lebih dari dua minggu. “Kebutuhan pasar saat menjelang Lebaran memang tinggi, sampai-sampai kami kewalahan. Apalagi, kalau kain batik tulis satu orang perajin hanya mampu membuat satu potong saja,” kata dia menambahkan.

Menurut Heru, harga jual kain maupun baju batik masih tetap dipertahankan. Untuk batik kombinasi antara cap dan tulis, kisaran harganya antara Rp 80 ribu hingga Rp 125 ribu per potong. Sedangkan untuk batik tulis harganya antara Rp 200 ribu hingga Rp1 juta per potong.

Slamet Hadiprijanto, pengusaha batik Banyumasan, mengatakan menjelang Lebaran pihaknya sudah mempersiapkan stok menghadapi lonjakan pembelian. “Memang, pada saat libur Lebaran, banyak pemudik yang mampir dan membeli oleh-oleh kain batik maupun baju batik. Oleh karena itu, sejak sekarang kami sudah mulai mempersiapkan,” katanya.

ARIS ANDRIANTO

Berita lain:
Kubu Jokowi-Ahok Bakal Tuntut Rhoma Irama

Bertamu ke Gereja, Foke Minta Doa Pendeta

Di Mabes Polri, SBY Panggil Ketua KPK dan Kapolri

Profil Hartati, Cerdik Mencari Sandaran

Hartati Tersangka, Begini Komentar Istana