Berbuka dengan Pangek Pisang yang Langka

Pangek Pisang. TEMPO/Febrianti
Pangek Pisang. TEMPO/Febrianti

TEMPO.CO , Padang: Makanan yang satu ini adalah kuliner khas dari Solok dan Solok Selatan di Sumatera Barat. Namanya pangek pisang. Amat nikmat untuk hidangan berbuka. Rasanya gurih dan manis, karena direbus dengan santan kental hingga kuahnya mengering.

Pangek pisang ini dimakan dengan lupis ketan hitam atau nasi lamak yang juga dari beras ketan yang dimasak santan. Sungguh perpaduan lezat sekali. Gurih dan wangi. Wangi daun pandan, wangi kelapa, dan kunyit bercampur menjadi satu.

Sayangnya pangek pisang ini sulit ditemukan. Hanya keluar sekali-sekali. Selain itu juga tidak ada yang menjualnya, karena ternyata ini makanan adat. Untuk pesta adat seperti pengangkatan datuk, untuk pesta mendirikan rumah, hingga pesta perkawinan.

“Pangek pisang ini hanya keluar saat kenduri adat atau pesta pernikahan, dan juga menjadi salah satu hantaran dari menantu untuk mertua menjelang puasa atau lebaran. Enggak ada yang menjualnya,” kata Zulastri, warga kota Solok.

Untungnya, menurut Zulastri, membuatnya juga tidak susah. Pangek pisang ini terbuat dari pisang batu atau pisang kepok yang matang. Pisang lalu dikupas dan disusun dalam kuali yang sudah dialasi lidi dan banyak daun pandan.

“Dialasi lidi dan daun pandan biar tidak hangus dan nanti aromanya juga menjadi wangi,” kata Zulastri berbagi tips.

Pisang yang sudah disusun itu dituangi santan kental yang sudah dibubuhi sedikit kunyit yang dihaluskan, garam dan vanili. Lalu direbus hingga santannya kering. Kualinya juga harus ditutup selama pembuatan.

Hasilnya, pisang yang matang dan berwarna kuning yang berasal dari kunyit dengan rasanya yang manis dan gurih dari santan. Paduannya dengan lupis yang terbuat dari beras ketan hitam dan ketan merah yang dicampur santan, dibungkus daun pisang dengan bentuk segitiga, lalu dikukus. Inilah pasangan untuk pangek pisang dari Solok. Bisa untuk hidangan buka puasa atau hidangan lebaran.

Lain lagi di Kabupaten Solok Selatan. Cara membuat pangek pisangnya sama. Namun pangek pisang di Solok Selatan dimakan dengan nasi lamak yang berwarna kuning dan rasanya Walau berbeda dengan Solok, tetapi rasanya sama-sama enak.

“Nasi lamak ini dibuat dari beras pulut atau ketan putih, dicampur santan dan kunyit, lalu dikukus sampai matang, jadi nasi lamak ini yang menjadi teman makan pangek pisang di Solok Selatan,” kata Eliyati, warga Solok Selatan. Sama dengan di Solok, pangek pisang ini juga untuk saat-saat istimewa.

“Tetapi kalau ingin pangek pisang, lebih baik membuat sendiri, karena tidak ada yang menjual, apalagi membuatnya juga tidak susah,” kata Eliyati.

FEBRIANTI