Pengusaha Kue Kering Solo Kebanjiran Pesanan

Pekerja mengemas kue di industri kue kering Ina Cookies di kawasan Bojongkoneng, Bandung, Jawa Barat, (7/8). Produksi mencapai lebih dari 3.000 toples per hari untuk memenuhi pesanan Lebaran dari berbagai daerah. 90 persen peningkatan omzet produksi kue terjadi pada saat Ramadan. TEMPO/Prima Mulia
Pekerja mengemas kue di industri kue kering Ina Cookies di kawasan Bojongkoneng, Bandung, Jawa Barat, (7/8). Produksi mencapai lebih dari 3.000 toples per hari untuk memenuhi pesanan Lebaran dari berbagai daerah. 90 persen peningkatan omzet produksi kue terjadi pada saat Ramadan. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Surakarta - Hari Raya Idul Fitri memberi keuntungan sendiri bagi pengusaha kue kering. Menjelang Lebaran, kue kering menjadi salah satu makanan yang banyak dicari masyarakat untuk kebutuhan saat Lebaran.

Menurut Rahayu, dia sudah mendapat pesanan ratusan stoples kue kering. “Bahkan sekarang saya sudah tidak menerima pesanan lagi. Sudah tidak sanggup buat karena keterbatasan waktu dan tenaga,” kata pengusaha kue kering dengan merek Malika Maliki ini kepada Tempo, Kamis, 9 Agustus 2012.

Rahayu mulai menawarkan produknya pada sepekan sebelum puasa. Setelahnya, pesanan terus mengalir, terutama dari instansi pemerintahan dan rumah sakit. Dia membuat beberapa produk kue kering, seperti nastar rasa stroberi, nastar rasa jeruk dan blueberry. Juga membuat lidah kucing rainbow dan keju, serta sagu keju.

Dia menjual produknya Rp 17 ribu per stoples, dan untuk paket tiga stoples hanya dijual Rp 50 ribu. Menurut dia, salah satu keunggulan produknya adalah kue berbentuk buah yang disukai anak-anak. Selain itu, kue tersebut memiliki beragam rasa dan tidak menggunakan bahan pengawet.

Pengusaha kue kering lainnya, Nurul Fitriana, mengaku sudah mendapat pesanan sampai 250 stoples kue kering. Saat ini, dia terus menggenjot produksi dan ditargetkan dalam sehari bisa membuat setidaknya 20 stoples.

“Produk yang saya buat seperti nastar, kastengel, abon keju, choco chips, dan rainbow cake,” ujarnya, yang punya merek Kue Bakdho. Dia menjual satu stoples kue kering antara Rp 15-45 ribu, bergantung pada banyak-sedikitnya kue dan jenis kue. Jika membeli minimal 10 stoples, dia akan memberi harga spesial.

Dia mengatakan, penjualan kue keringnya meningkat tajam menjelang Lebaran. Apalagi dia terus berpromosi lewat Internet dan menghubungi teman serta kerabat yang membutuhkan kue kering untuk Lebaran.

“Kebanyakan pemesan dari perorangan di sekitar Solo,” katanya, yang menjamin produknya bisa tahan selama dua bulan meskipun tanpa bahan pengawet. Nurul juga memasok pedagang kue kering yang biasa berjualan dari pintu ke pintu atau secara perorangan.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita Terpopuler:
Kubu Jokowi-Ahok Bakal Tuntut Rhoma Irama

Bertamu ke Gereja, Foke Minta Doa Pendeta

Di Mabes Polri, SBY Panggil Ketua KPK dan Kapolri

Profil Hartati, Cerdik Mencari Sandaran

Hartati Tersangka, Begini Komentar Istana

Buka Bersama, Sutarman dan Abraham Samad ''Mesra''

Kisruh Simulator SIM, Todung Cs Temui Pimpinan KPK

Mahfud MD: Koruptor Hidupnya Panas

Selesaikan Soal Bepe Secara Baik

Wawancara Tempo dengan Hartati Murdaya