Berpuasa Bikin Jantung Lebih Sehat

TEMPO Interaktif, Jakarta - Puasa pada Ramadan tidak hanya melatih umat muslim menahan rasa haus, lapar, dan hal lain yang membatalkan puasa. Dengan tidak makan dan minum selama 13 jam setiap hari selama satu bulan ternyata secara klinis dan medis juga menyehatkan sejumlah organ tubuh seperti saluran pencernaan, bahkan juga jantung.

Dr Muhammad Yamin, SpJp (K) FACC, FSCAI, pun menyebutkan bahwa berpuasa akan membuat jantung sehat dan orang juga akan terhindar dari penyakit diabetes dan serangan jantung. Ia menjelaskan saat tidak berpuasa,  kolesterol yang dikonsumsi akan menumpuk pada dinding pembuluh darah, kemudian menyumbat pembuluh darah secara perlahan-lahan. Dengan berjalannya waktu sumbatan terus bertambah, kondisinya semakin berat sehingga akan mengurangi suplai oksigen ke otot jantung.

"Pada satu titik, jika tumpukan kolesterol itu pecah di bagian pusatnya, akan merangsang pembentukan pembekuan darah secara mendadak, kemudian menutup pembuluh darah secara total dan ini yang biasa disebut serangan jantung," ujar kepada Tempo seusai diskusi dan berbuka bersama dengan 100 anak yatim-piatu di Eko Hospital Bumi Serpong Damai, Tangerang, Kamis lalu. "Serangan jantung seperti inilah yang diduga terjadi pada artis kita Mbah Surip dan Basuki," ia menambahkan.

Walhasil, dokter spesialis penyakit jantung ini menegaskan kembali bahwa berpuasa baik untuk kesehatan jantung, terlebih bagi penderita jantung. Dengan berpuasa, jumlah makanan berkolesterol yang dikonsumsi akan menurun dan tentunya akan mengurangi kemungkinan terjadinya sumbatan. Selain karena kolesterol, penyakit jantung dipicu oleh pola hidup dan pola makan masyarakat saat ini, yaitu makan dalam jumlah berlebih, aktivitas fisik kurang, dan serangan stres tinggi. "Ini faktor yang paling kuat terkena jantung koroner," ucapnya.

Saat berpuasa, Yamin menyebutkan, kegemukan pun bisa dicegah karena saat berpuasa tubuh kurang mengkonsumsi karbohidrat, demikian juga penyakit diabetes. "Karena dengan puasa, kita bisa mengurangi konsumsi karbohidrat yang menjadi penyebab penyakit diabetes." Yamin memaparkan, selama 11 bulan, lambung dan sistem pencernaan tidak pernah berhenti beraktivitas. Nah, saat berpuasa, sistem pencernaan beristirahat.

Agar tubuh dan jantung kita tetap sehat ketika menjalankan ibadah puasa, saat tarawih di malam hari, Yamin menyarankan pola makan saat buka dan sahur harus diatur dengan tepat. Salah satu advice-nya, saat berbuka puasa dianjurkan untuk tidak langsung menyantap habis hidangan, baik makanan dan minuman. Sebaiknya berbuka puasa didahului dengan air hangat atau teh manis hangat ditambah dengan buah kurma. "Karena glukosa mudah dicerna, kemudian diserap tubuh hingga menjadi energi yang bisa langsung memperbaiki metabolisme dan memulihkan energi kita setelah seharian berpuasa," katanya. Ia menambahkan, jika dihantam air dingin atau es, pembuluh darah akan mengecil.

Kemudian, Yamin berpesan, setelah berbuka, aktivitas makan kita hentikan sementara dan diisi dengan kegiatan seperti salat magrib, isya, dan tarawih. Setelah beberapa jam kemudian, tubuh kita bisa dihantam makan-makanan berat, seperti pedas, dingin, manis, atau asam. "Tapi dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit, agar jantung kita tidak kaget," ia menjelaskan.

Waktu di antara buka puasa hingga sahur, menurut Yamin, sebaiknya tubuh mendapat suplai cairan yang cukup banyak, dengan cara meneguk air putih serta melahap buah-buahan dan sayuran yang banyak mengandung air. Saat makan sahur, sebaiknya mengkonsumsi makanan yang lama diserap tubuh, seperti sayur-sayuran dan kacang-kacangan sehingga kita juga tidak merasa cepat lapar dan haus. 

JONIANSYAH