Selama Ramadan Penumpang Pesawat Anjlok 60 Persen

TEMPO/Dimas Aryo
TEMPO/Dimas Aryo

TEMPO Interaktif, Malang - Penumpang pesawat Malang-Jakarta selama pekan ketiga bulan Ramadan turun hingga 60 persen. Kondisi yang sama dialami oleh seluruh maskapai dengan tujuan ke berbagai kota.

"Hampir semua perjalanan mengalami kondisi yang sama," kata manajer area Malang Garuda Indonesia, Dharmawan, Kamis (3/9).

Menurutnya, selama bulan puasa ini masyarakat mengurangi berbagai perjalanan wisata maupun bisnis. Diperkirakan warga Malang atau Jakarta hanya melakukan perjalanan bisnis khusus dalam situasi yang mendesak. Mereka memilih, melaksanakan ibadah bulan puasa bersama keluarga di rumah masing-masing.

Sedangkan, pemesanan tiket penerbangan untuk lebaran 2009 juga tak mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dalam rekapitulasi pemesanan tiket, penumpang memesan tiket untuk 10 hari sebelum dan sesudah lebaran. Namun, jumlah pemesanan tak lebih dari 70 persen dari kapasitas kursi yang tersedia.

"Hanya permintaan jurusan Jakarta-Malang sepekan sebelum lebaran cukup tinggi. Sekitar 90 persen," katanya.

Untuk angkutan lebaran, Garuda Indonesia belum menyiapkan penerbangan ekstra karena pemesanan tiket belum dignifikan. Namun, jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan penumpang, akan disiapkan pesawat khusus untuk melayani penerbangan ekstra.

"Kami lihat animo penumpang, jika terus meningkat disiapkan pesawat tiga hari sebelum keberangkatan," jelasnya.

Penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh Malang setiap hari melayani lima kali penerbangan. Dua kali jadual penerbangan Garuda Indonesia, dua penerbangan Sriwijaya Air dan satu kali penerbangan Batavia Air. Dengan penambahan jadual penerbangan ini, Dinas Perhubungan Kabupaten Malang berjanji akan meningkatkan fasilitas bandara. Diantaranya, perluasan ruang tunggu menjadi seluas 600 meter persegi, mampu menampung 400 calon penumpang.

Serta menyiapkan jalan utama menuju bandara tanpa melalui kawasan militer di Pangakalan Udara TNI Angkatan Udara. Kini, telah dibebaskan lahan seluas 4 hektare sedangkan pengerjaan pengaspalan dilakukan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 8 miliar melalui APBD perubahan.

EKO WIDIANTO