Hindari Malas Saat Puasa, Berikut Tips Berolahraga Selama Ramadan

Editor

Nurhadi

Ilustrasi wanita memakai sepatu olahraga. Freepik.com
Ilustrasi wanita memakai sepatu olahraga. Freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Selama satu bulan umat Islam akan menjalani ibadah puasa dengan tidak makan dan minum selama dua belas jam. Bagi yang menjalankan puasa, biasanya kebanyakan orang akan lemas. Namun, beberapa di antaranya juga ada yang masih semangat meskipun tidak makan dan minum. 

Dalam menjalankan ibadah puasa tak ada alasan untuk malas bergerak. Jika tubuh terbiasa olahraga sangat disayangkan bila harus berhenti saat bulan Ramadan. Bulan puasa tidak harus membuat kita berhenti untuk melakukan aktivitas olahraga

Dilansir dari National Library of Medicine, ada beberapa penelitian yang berbeda mengungkap dampak puasa bagi kekuatan fisik. Ada yang mengatakan jika puasa akan menurunkan kinerja fisik, sedangkan yang lain melaporkan tidak adanya perubahan yang signifikan.

Namun, beberapa penelitian memang menyarankan untuk para atlet ketahanan harus menghindari latihan intensitas tinggi saat berpuasa. Penelitian menyebutkan tidak adanya pengaruh signifikan antara kinerja fisik dengan puasa menjadi jalan untuk kita bisa berolahraga meskipun sedang puasa. Namun, harus dengan beberapa catatan.

Dikutip dari Antara, pakar dan pelatih kebugaran di Kota Samarinda, Reza Fatchurahman, mengatakan jika ingin tetap berolahraga harus diperhatikan pentingnya mengatur waktu dan intensitas olahraga selama Ramadhan. Berikut tips aman untuk berolahraga saat bulan puasa:

1. Lakukan aktivitas fisik ringan. Tidak perlu sampai berkeringat banyak dan kelelahan. Yang diperlukan hanya aktivitas dengan olah fisik terkontrol rutin selama Ramadan. Kegiatan yang bisa dilakukan seperti olahraga berdurasi sekitar 20 hingga 30 menit, dengan intensitas rendah, dan disarankan untuk dilakukan di dalam ruangan.

2. Waktu terbaik untuk beraktivitas fisik secara ringan dimulai sejak sebelum matahari terbit hingga menjelang tengah hari untuk menghindari dehidrasi. Atau selain itu bisa dilakukan setelah berbuka puasa. Setelah berbuka tubuh kembali mendapatkan asupan nutrisi dan energi sehingga bisa recharge. Olahraga yang bisa dilakukan adalah jenis olahraga sedang.

3. Tidak memaksakan diri untuk olahraga berat. Bagi yang sedang bekerja tidak perlu melakukan aktivitas fisik yang berat. Aktivitas fisik juga tidak selalu berolahraga, yang terpenting adalah tubuh bisa bergerak. Bisa seperti peregangan (stretching) di sela-sela pekerjaan atau berjalan kaki sekitar 6000 langkah hingga 8000 langkah.

4. Sesuaikan memilih olahraga dengan kebutuhan. Misalnya bagi seseorang sudah memiliki tubuh ideal, dan hanya ingin mempertahankan atau meningkatkan massa otot, olahraga angkat beban sangat dianjurkan. Dia juga menilai olahraga sederhana yang melibatkan kekuatan otot seperti push up, sit up, dan berbagai jenis squat juga dapat menjadi solusi. Sementara bila pembakaran lemak juga ingin disertai pembentukan otot, bisa melakukan penambahan aktivitas angkat beban dan olahraga lain.

Sementara bagi seseorang yang berfokus menurunkan berat badan selama Ramadan, mereka bisa memilih olahraga kardio sederhana, misalnya kombinasi jogging dengan lari kecil, berjalan, olahraga intensitas tinggi dan aerobic.

Penting kiranya untuk menjaga kebugaran dengan olahraga selama Ramadhan, tetapi juga harus diingat oleh masyarakat untuk banyak mengonsumsi air dan buahan-buahan selama Ramadhan untuk menghindari dehidrasi. Atau tubuh akan kehilangan banyak cairan setelah berolahraga. Hal tersebut tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan. 

ANTARA 

Pilihan Editor: Kisah Relawan Indonesia Ramadan di Gaza: Krisis Pangan, Sudah Terbiasa Puasa