Tidur Setelah Sahur perlu Jeda Berapa Jam?

Reporter

Editor

Bram Setiawan

Ilustrasi Sahur. Shutterstock
Ilustrasi Sahur. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Saat Ramadan, orang yang berpuasa mengalami perubahan waktu tidur dan bangun, karena harus bersantap sahur. Langsung tidur setelah sahur bukan kebiasaan yang baik dan bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Kapan Waktu Tidur Setelah Sahur?

Butuh waktu sekitar tiga jam di antara waktu makan dan waktu tidur. Jeda ini akan memberikan waktu bagi sistem pencernaan mengolah makanan hingga menjadi sari makanan. Terlebih, saat proses pencernaan berlangsung tubuh akan melepaskan hormon-hormon tertentu agar pencernaan lancar.

Ahli saluran pencernaan atau gastroenterologi Christine Lee menjelaskan, sistem pencernaan perlu setidaknya 80 menit hingga empat jam untuk mengolah makanan sampai menjadi sari makanan. Makanan biasanya berada di perut selama 40-120 menit. Ia, membutuhkan waktu tambahan sekitar 40-120 menit untuk proses pencernaan di usus halus.

Ketika tidur, hampir seluruh fungsi tubuh rehat sementara, kecuali jantung, otak, dan paru-paru. Makanan tidak bisa diproses oleh sistem pencernaan dengan sempurna dan tertimbun di dalam perut. Dalam jangka panjang, hal itu bisa membuat lemak tubuh semakin menumpuk dan risiko obesitas pun meningkat.

Di sisi lain, makan setelah sahur juga meningkatkan produksi asam lambung. Jika asam lambung terlalu tinggi maka lapisan dinding kerongkongan pun bisa terkikis dan luka. Akibatnya, terasa nyeri di ulu hati dan perih di dada hingga tenggorokan.

Dosen Spesialis Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Resna Murti Wibowo menjelaskan, tidur setelah makan sahur juga membuat tubuh menjadi lemas. Sebab, tubuh masih membutuhkan aktivitas ekstra di lambung untuk dicerna, dikutip dari artikel UMJ, Bahaya Tidur Setelah Sahur dalam Kesehatan.

Tak hanya itu, tidur setelah makan akan membuat berat badan melonjak naik. Resna mengatakan kebiasaan ini akan membuat perut terasa lebih cepat lapar. Jadinya, rasa lapar yang ditahan membuat kita makan lebih banyak saat berbuka puasa. Kondisi tersebutlah yang kemudian dapat menjadi risiko obesitas meningkat.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UMS, Dede Nasrullah menjelaskan konsumsi makanan berat, kemudian langsung tidur meningkatkan tekanan darah. Jika dibiarkan berlangsung lama antara lain akan meningkatkan risiko terserang penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung.

Tidur setelah sahur menyebabkan sistem pencernaan sulit mencerna makanan, sehingga lambung memerlukan asupan darah yang lebih banyak. Suplai darah yang terfokus menuju perut yang  membuat otak kekurangan oksigen.

Risiko lainnya sembelit. Menurut dia, proses pengosongan lambung terjadi kurang lebih membutuhkan waktu 3 jam setelah makan. Posisi berbaring akan menghambat proses pengosongan lambung. Ini akan memicu sembelit terjadinya penyakit konstipasi atau sembelit kesulitan buang air besar.

Selain memastikan waktu tidur yang disarankan, perhatikan juga apa yang dikonsumsi saat sahur. Pastikan kebutuhan cairan tubuh terpenuhi dengan minum cukup air. Kemudian menambahkan makanan yang kaya akan serat agar dapat kenyang lebih lama, pencernaan tetap sehat, dan terhindar dari sembelit. 

YUNIA PRATIWI | YAYUK WIDIYARTI | UMJ

Pilihan Editor: 10 Pilihan Bernutrisi untuk Asupan Sahur