Salat Gerhana Bulan Penumbra, Tidak Berdosa jika Ditinggalkan, Sayang Jika Dilewatkan

Gerhana bulan parsial yang dijuluki Blood Moon terlihat di sebelah gedung Gran Torre di Santiago, Chili, 19 November 2021. REUTERS/Pablo Sanhueza
Gerhana bulan parsial yang dijuluki Blood Moon terlihat di sebelah gedung Gran Torre di Santiago, Chili, 19 November 2021. REUTERS/Pablo Sanhueza

TEMPO.CO, Jakarta - Gerhana bulan penumbra akan segera mengunjungi Indonesia pada tengah malam antara 5-6 Mei 2023. Bagi umat muslim, ada amalan sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan selama gerhana, yakni salat gerhana atau yang juga dikenal sholat kusuf. 

Salat gerhana merupakan salah satu sunnah muakkad. Melansir dari Kitab Pengajaran Salat karya A Hassan, sunnah muakkad adalah amalan sunnah yang mendekati wajib. Mendapat pahala jika dikerjakan, namun akan mubazir kalau dilewatkan.

Bagaimanakah tata cara salat gerhana bulan? Adakah amalan khusus selama gerhana bulan berlangsung? 

Tata Cara Salat Gerhana

Salat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun seperti dikutip dari Rumaysho, para ulama berselisih pendapat perihal tata caranya.

Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwa salat gerhana dilakukan sebagaimana saalat sunnah biasa, dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’, dua kali sujud.

Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa salat gerhana dilakukan dua raka’at dengan setiap raka’at ada dua kali ruku’ dan dua kali sujud. Rumaysho menyebut bahwa pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1: 435-437)

Mengutip dari laman Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Tengah, untuk tata cara pelaksanaan salat gerhana bulan adalah sebagai berikut: 

1. Berniat di dalam hati. Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ (Saya berniat shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT).

2. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa

3. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih).

4. Ruku

5. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”

6. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat al quran. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama

7. Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya

8. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal)

9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali

10. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya

11. Salam.

Setelah itu imam atau Khotib menyampaikan khutbah sebanyak 2 khutbah seperti khutbah shalat idul fitri dan idul Adha kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar serta disunahkan untuk bersedekah.

Sehingga berdasarkan tata cara diatas, jumlah Al-Fatihah, rukuk, dan iktidal dalam 2 rakaat salat gerhana ini berjumlah 4 kali.

Amalan Khusus Selama Gerhana

Selain salat gerhana yang telah dijelaskan diatas, ada beberapa amalan lain yang dianjurkan untuk dilaksanakan selama gerhana berlangsung. Melansir dari Rumaysho, antara lain: 

1. Memperbanyaklah zikir, istighfar, takbir dan bentuk ketaatan lainnya.

2. Menyeru jama’ah dengan panggilan ’ash sholatu jaami’ah’ dan tidak ada adzan maupun iqomah.

3. Bersedekah 

4. Memperbanyak doa 

5. Bertobat dari maksiat 

6. Mengerjakan salat gerhana berjamaah di masjid

Kapan Gerhana Bulan Penumbra?

Setelah fenomena Gerhana Matahari Total melintas 20 April 2023 yang lalu, kini fenomena Gerhana Bulan Penumbra akan menyapa wilayah Indonesia. Berbeda dari yang pertama, Gerhana Bulan bisa dinikmati atau diamati tanpa perlu kacamata khusus, dan Gerhana Bulan Penumbra nanti akan terjadi tengah malam, tepat antara Jumat dan Sabtu, 5-6 Mei 2023.

Seperti yang telah umum diketahui, gerhana bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dari dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi saat fase Bulan Purnama atau Bulan Baru dan dapat diprediksi sebelumnya.

Gerhana Bulan Penumbra terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar. Hal ini membuat Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra atau bayangan tambahan (bukan bayangan inti) dari Bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat lebih redup daripada saat purnama.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Bidang Tanda Waktu menjelaskan Gerhana Bulan Penumbra nanti mulai terjadi pada Jumat, 5 Mei 2023, pukul 22.12.09 WIB. Puncak gerhana sudah berganti hari, 6 Mei 2023, pada pukul 00.22.52 WIB dan berakhir pukul 02.33.36. Untuk Indonesia bagian tengah dan timur juga dapat mengamati fenomena alam ini dengan waktu yang ditambah 1-2 jam. Durasi gerhana berlangsung selama 4 jam 21 menit 28 detik.

BMKG juga memperlihatkan peta visibilitas Gerhana Bulan Penumbra 5 Mei 2023 secara global. Terlihat, seluruh proses gerhana dapat diamati di sebagian besar Asia, juga Australia, sebagian kecil Afrika, dan sebagian Rusia di Eropa. 

Pilihan Editor: Gerhana Bulan Penumbra 5-6 Mei Bersamaan dengan Puncak Hujan Meteor

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.