Libur Lebaran, Pemudik Diminta Meningkatkan Kewaspadaan saat Berkunjung ke Kota Batu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Malang - Pemudik yang berwisata di Kota Batu selama masa libur Lebaran diminta meningkatkan kewaspadaan saat berkendara mengingat angka kecelakaan di kota wisata ini cukup tinggi dan angka kejadiannya cenderung naik tiap tahun. 

Kepala Satuan Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resor Batu Ajun Komisaris Polisi (AKP) Lya Ambarwati mengatakan, pada 2021 terjadi 179 kecelakaan dan angka ini naik jadi 258 kecelakaan pada 2022. Kewaspadaan tinggi perlu dipasang para pengendara di saat memasuki Kota Batu pada “musim wisatawan” seperti di masa libur Lebaran. 

"Diprediksi, Kota Batu akan kedatangan sekitar 600 ribu wisatawan pada sepekan masa libur Lebaran tahun ini. Biasanya, wisatawan berdatangan mulai hari ketiga Lebaran. Volume kendaraan pun bisa naik hingga lebih dari 100 persen dari hari biasa," kata Lya, Jumat 21 April 2023.

Selain itu, Kota Batu juga menjadi perlintasan arus mudik dan arus balik Lebaran dari Malang ke Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jombang sehingga ikut mempengaruhi kepadatan arus lintas di kota seluas 199 kilometer persegi itu. 

Lya memastikan polisi telah memetakan sejumlah kawasan rawan kecelakaan atau black spot di jalur masuk Kota Batu. Titik paling rawan adalah jalan arteri objek wisata Payung dan jalan alternatif Klemuk. Kontur jalan arteri Payung berkelok-kelok naik turun, serta rawan tanah longsor dan pohon tumbang. Sedangkan jalan alternatif Klemuk berkontur menurun dan menanjaknya cukup ekstrem. 

“Pemudik mohon sangat waspada saat berkendaraan di jalur Klemuk, terutama saat menurun karena turunannya sangat tajam. Banyak yang mengalami rem blong dan akhirnya kecelakaan,” kata Lya.

Jalur-jalur rawan

Jalur rawan kecelakaan juga terdapat pada rute jalan penghubung Kecamatan Pujon dan Kecamatan Ngantang di Kabupaten Malang. Meski berada di wilayah Kabupaten Malang, kedua kecamatan ini bersama Kecamatan Kasembon (berbatasan dengan wilayah Kediri) masuk dalam wilayah hukum Polres Batu. 

Rute Pujon-Ngantang berkontur naik turun, berkelok, dan panjang. Kondisi ini jadi satu penyebab penyebab pengendara cepat lelah dan kehilangan konsentrasi. Selain itu, rute ini juga rawan terjadi bencana tanah longsor dan pohon tumbang.

“Kalau capek, sebaiknya berhenti untuk beristirahat. Kami sudah sediakan sejumlah pos pam (pengamanan) dan pos yan (pos pelayanan) di sejumlah titik strategis dan tempat wisata. Silakan istirahat di sana. Gratis,” kata Lya. 

Titik-titik kemacetan

Selain rawan kecelakaan, para pemudik juga diminta untuk memperhatikan titik-titik yang rawan macet. Di musim ramai pengunjung, kepadatan dan bahkan kemacetan lalu lintas biasa terjadi di Kota Batu. Polisi telah memetakan titik-titik rawan kemacetan, yaitu Alun-alun Kota Bat, simpang tiga Pendem, Jalan Ir. Soekarno, Jalan Diponegoro, simpang tiga Bendo, perempatan Jalan Trunoyo, dan perempatan Pusat Pendidikan Artileri Pertahanan Udara atau Pusdik Arhanud yang ada di wilayah Desa Pendem, Kecamatan Junrejo. 

Untuk mengantisipasi kemacetan, kata Lya, polisi menerapkan dua skema rekayasa arus lalu lintas saat terjadi kepadatan jumlah kendaraan. Pertama, mengarahkan pengendara untuk melewati jalan alternatif Karangploso atau Jalan Wukir untuk mencegah kepadatan kendaraan di Jalan Ir. Soekarno.

Kedua, untuk mencegah penumpukan kendaraan di Alun-alun Kota Batu, maka pengendara dialihkan melewati Jalan WR Supratman. Arus lalu lintas dari Pujon dialihkan melewati simpang tiga Pesanggrahan, juga bisa dialihkan lewat jalur Bendo, Dau, dan jalur lingkar barat Batu.

“Sebaiknya pengendara sudah punya opsi lewat jalur alternatif untuk antisipasi kemacetan. Kami sendiri sudah survei jalurnya dan layak untuk dilewati,” ujar Lya.

ABDI PURMONO

Pilihan Editor: Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Gelar Salat Idul Fitri Besok, Berikut Imbauan untuk Jamaah