Taliban Larang Perempuan Afghanistan Keluar Saat Idul Fitri

Reporter

Penduduk desa Afghanistan menerima makanan gratis yang disumbangkan oleh warga lainnya saat mereka mempersiapkan diri untuk berbuka puasa di bulan Ramadan di Kabul, Afghanistan, 9 Juni 2016. AP Photo
Penduduk desa Afghanistan menerima makanan gratis yang disumbangkan oleh warga lainnya saat mereka mempersiapkan diri untuk berbuka puasa di bulan Ramadan di Kabul, Afghanistan, 9 Juni 2016. AP Photo

TEMPO.CO, JakartaTaliban telah melarang perempuan berpartisipasi dalam perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah yang jatuh hari ini Jumat 21 April 2023, di dua distrik di Afghanistan, menjelang perayaan yang meluas di negara itu untuk menandai akhir Ramadan.

Dua pemberitahuan serupa menunjukkan para pemimpin Taliban setempat di distrik Baghlan utara dan distrik Takhar di timur laut mengatakan "wanita dilarang keluar berkelompok selama hari-hari Idul Fitri" pada Jumat.

Perintah tersebut tidak berlaku di seluruh Afghanistan, tetapi hanya di dua distrik.

Ini terjadi hanya beberapa minggu setelah serangkaian pembatasan terbaru Taliban telah melarang keluarga dan wanita mengunjungi restoran dengan taman atau ruang hijau di provinsi Herat barat laut Afghanistan.

Seorang pejabat mengatakan perintah tersebut melarang wanita mengunjungi restoran dengan taman setelah keluhan dari ulama dan anggota masyarakat yang menentang pencampuran gender di ruang tersebut.

Awal pekan ini, pemimpin tertinggi Afghanistan, Hibatullah Akhundzada, merilis pesan Idul Fitri ke negara itu dalam lima bahasa – Arab, Dari, Inggris, Pashto dan Urdu.

Di akhir pesan Ramadan, Akhundzada memuji Taliban karena membuat “kemajuan” di Afghanistan setelah mengambil alih kendali pemerintahan pada Agustus 2021.

“Efek intelektual dan moral yang buruk dari pendudukan 20 tahun akan segera berakhir,” katanya dan memuji “hidup dalam terang” Syariah atau hukum Islam.

Pemimpin tersebut diyakini telah memainkan peran yang kuat dalam mendikte undang-undang dan kebijakan domestik di Afghanistan, terutama yang melarang pendidikan anak perempuan setelah kelas enam.

Ia juga melarang perempuan Afghanistan dari kehidupan publik dan bekerja di organisasi non-pemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Wanita di Afghanistan telah dilarang oleh Taliban berada di ruang publik seperti taman dan pusat kebugaran. Langkah-langkah tersebut telah memicu kegemparan internasional yang sengit, meningkatkan isolasi negara pada saat ekonominya runtuh—dan memperburuk krisis kemanusiaan.

Pilihan Editor: 3000 Staf PBB di Afghanistan Dirumahkan hingga Mei Menyusul Larangan Perempuan Bekerja

THE INDEPENDENT