Ikuti Kami di
TEMPO.CO, Jakarta - Pada Kamis, 20 April 2023, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menyatakan akan melakukan pemantauan hilal yang dilakukan oleh Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerja sama dengan Peradilan Agama, dan Ormas Islam serta instansi lain di daerah setempat. Pemantauan ini dilakukan untuk menentukan 1 Syawal 1444 Hijriah/2023 Masehi atau Idul Fitri di 124 titik lokasi dengan tempat terbanyak berada di Jawa Timur.
"Hasil hisab dan pemantauan hilal ini akan dibahas dalam sidang isbat yan kemudian ditetapkan kapan jatuhnya 1 Syawal," kata Kamaruddin Amin pada 13 April 2023.
Berdasarkan data hisab, pada Kamis, 29 Ramadan 1444 Hijriah atau 20 April 2023 Masehi, posisi hilal ketika matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk dengan ketinggian antara 0 derajat 45 menit (0° 45') sampai 2 derajat 21,6 menit (2° 21,6') dengan sudut elongasi antara 1 derajat 28,2 menit (1° 28,2') sampai 3 derajat 5,4 menit (3° 5,4'). Namun, jika dilihat pada kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), posisi hilal belum memenuhi syarat ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Akibatnya, Idul Fitri 1444 Hijriah berpotensi jatuh pada Sabtu, 22 April 2023. Berbeda dengan Muhammadiyah yang telah menetapkan Idul Fitri jatuh pada Jumat, 21 April 2023 berdasarkan kriteria wujudul hilal.
Saat melakukan pemantauan hilal yang dilakukan di seluruh Indonesia, telah tercatat 124 lokasi titik yang 27 titik di antaranya berada di wilayah Jawa Timur (Jatim). Akibatnya, angka tersebut membuat Jatim menjadi provinsi dengan lokasi pemantauan hilal terbanyak di Indonesia. Barulah, setelah Jatim, Provinsi Sumatera Barat menyusul dengan jumlah titik pemantauan hilal sebanyak 21 titik.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa pun merespons hal tersebut dengan mensyukurinya. Secara khusus, ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua lapisan masyarakat yang telah melakukan pemantauan hilal, terutama bagi mereka yang mengambil posisi pemantauan di Jatim.
Merangkum kominfo.jatimprov.go.id, lebih lanjut, Khofifah menjelaskan bahwa sebanyak 27 titik pemantauan hilal di Jatim sangat beragam, mulai dari tempat peribadatan, sekolah, perkantoran, sampai tempat wisata alam. Adapun, lokasi-lokasi tersebut yang berjumlah 27 juga dibeberkan oleh Khofifah, yaitu:
- Masjid Al Hikmah Puger, Kabupaten Jember
- Pantai Srau, Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan
- POB Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, Kabupaten Jombang
- Pantai Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang
- Pantai Gebang Bangkalan
- Pelabuhan Taddan Sampang
- Pantai Pancor
- Pantai Plengkung
- Gumuk Klasi
- Pondok Pesantren Bayt Al-Hikmah Pasuruan
- Masjid Agung At-Taqwa Bondowoso
- MAN 3 Kediri Kandangan
- Bukit Gandrung Tanggulasi Medowo Kandangan Kediri
- Bukit Banjarsari Wonotirto Kabupaten Blitar
- Observatorium Jokotole IAIN Madura Pamekasan
- Gunung Sekekep Pulung
- Ibnu Syatir PP Al-Islam Joresan
- Watoe Dhakon Observatory, Fakultas Syariah IAIN Ponorogo
- Observatorium Darul Huda Mayak Ponorogo
- Lereng Gunung Pandan Saradan, Kabupaten Madiun
- Desa Dagangan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun
- Pantai Tanjung Kodok Lamongan
- Bukit Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro
- Bukit Condro Dipo Kebomas Gresik
- Pelataran Command Center lantai 9 Kominfo Gedung Pemkab Malang
- Pantai Taneros Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep
- Menara Rukyatul Hilal Desa Banyuurip Kecamatan Senori Kabupaten Tuban.
Pilihan Editor: Mengenal MABIMS, Kriteria Baru Penentuan 1 Ramadan dan 1 Syawal
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
