Dialog Ramadan di UGM, Mensos Risma Bicara Soal Akar Kekerasan Seksual Anak

Menteri Sosial Tri Rismaharini menyoroti fenomena kekerasan sosial saat berbicara dalam forum Dialog Ramadan yang digelar di Masjid Mardliyyah Islamic Center Unuversitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta 16 April 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyoroti fenomena kekerasan sosial saat berbicara dalam forum Dialog Ramadan yang digelar di Masjid Mardliyyah Islamic Center Unuversitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta 16 April 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Sosial Tri Rismaharini menyoroti fenomena kekerasan seksual saat berbicara dalam forum Dialog Ramadan yang digelar di Masjid Mardliyyah Islamic Center Unuversitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Ahad, 16 April 2023. Risma mengungkap di antara kasus  kekerasan yang pernah ia temui sejak menjabat Wali Kota Surabaya hingga menjadi Menteri Sosial, salah satu yang paling membekas dalam ingatannya adalah kekerasan seksual.

"Terutama kekerasan seksual yang dilakukan anak di bawah umur," kata Risma dalam forum bertajuk Para Kartini Mengupas Permasalahan Bangsa itu.

Kata Risma, Kekerasan Seksual Seperti Api dalam Sekam

Risma menuturkan, kasus kekerasan seksual seperti api dalam sekam. Kasus kekerasan suatu waktu bisa meledak menjadi banyak kasus. Risma mengaku pernah berbincang dengan seorang bocah pelaku kekerasan seksual yang masih berusia 13 tahun. Ia mendapati adanya persoalan sosial menumpuk di balik latar belakang pelaku hingga akhirnya berani melakukan aksi kejahatan itu.

Ternyata bukan persoalan ekonomi keluarga yang karut marut. Melainkan yang ditemukan Risma lebih pada relasi atau hubungan dalam keluarga pelaku kekerasan seksual itu. "Persoalan kekerasan terutama kekerasan seksual yang menimpa anak sebagai pelaku, berakar pada persoalan para orang tua," kata Risma.

Persoalan orang tua yang ia maksud, berkaitan dengan pola asuh kepada si anak. Selain itu, minimnya waktu dan perhatian yang diberikan orang tua kepada si anak juga berpengaruh. Sehingga anak terbiasa merasa segala perbuatannya bebas dari kontrol norma sosial bahkan hukum.

Orang Tua Harus Terlibat dalam Tumbuh Kembang Anak

Risma menuturkan agar orang tua tak terkecoh pada fisik anak zaman sekarang yang dari luar postur tubuhnya tampak sudah besar atau dewasa. Menurut dia, tak sedikit dari anak berpostur tubuh dewasa itu masih dalam proses tumbuh kembang dan membutuhkan  pengawasan serta perhatian.

"Jangan sampai anak dilepaskan saat proses tumbuh kembangnya, meskipun anak zaman sekarang meski masih belia, postur tubuhnya sudah besar-besar," kata dia.

Risma menuturkan, kasus sosial yang melibatkan anak-anak sebagian besar bukan dipicu persoalan ekonomi. Namun pada relasi orang tua dan anak dari lingkup keluarga. "Orang tua jangan cuek," ujar dia.

Wakil Rektor UGM Bidang Pendidikan dan Pengajaran Wening Udasmoro dalam forum itu menuturkam dalam merawat anak, orang tua wajib memahami pentingnya soal kesetaraan serta solidaritas. "Agar anak mendapat kasih sayang yang setara, tidak merasa dikucilkan dan mencari pengakuan kesetaraan itu dengan cara yang salah dan melanggar hukum serta norma masyarakat," kata dia.

Pilihan Editor: Komnas Perempuan Telusuri Jejak Kekerasan Seksual Mei 1998 di Beberapa Kota