Hari Raya Idul Fitri Akan Dirayakan 2 Kali Setahun Pada 2030, Kok Bisa?

Ilustrasi Idul Fitri. iaspaper.net
Ilustrasi Idul Fitri. iaspaper.net

TEMPO.CO, Jakarta - Idul Fitri merupakan hari raya yang dinantikan umat Islam di seluruh dunia. Pada 2030 mendatang, diprediksi akan terjadi fenomena langka, yakni dirayakannya Hari Raya Idul Fitri dua kali dalam setahun.

Menurut sumber dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), fenomena ini terjadi karena Kalender Hijriyah (kalender Islam) dan kalender Masehi (kalender Gregorian) yang berbeda.

Dalam kalender Hijriyah, bulan puasa Ramadan dimulai ketika hilal (bulan sabit) pertama kali terlihat setelah matahari terbenam pada akhir bulan Sha'ban, sementara dalam kalender Masehi, waktu peredaran bumi mengelilingi matahari mempengaruhi awal tahun baru Masehi.

Kombinasi perbedaan ini mengakibatkan Ramadan dan Idulfitri jatuh pada tanggal yang berbeda di kalender Hijriyah dan Masehi.

Peredaran bulan pada tahun 2030 ini juga akan berbeda dari biasanya. Mengutip laporan dari LAPAN, peredaran bulan yang berbeda dari biasanya ini disebabkan oleh fenomena astronomi yang jarang terjadi, termasuk siklus Gerhana Matahari Total (GMT) dan siklus Metonik, yang mempengaruhi peredaran bulan dan waktu awal Ramadan.

Akibatnya, Ramadan hadir dua kali dalam satu tahun kalender Masehi, sehingga Idulfitri juga akan dirayakan dua kali dalam tahun yang sama.

Kombinasi dari dua fenomena ini membuat Ramadan jatuh pada Maret dan Oktober pada 2030, sehingga Idul Fitri juga akan dirayakan dua kali dalam tahun tersebut. Fenomena langka ini tentu akan memiliki dampak yang signifikan dalam perayaan Idul Fitri pada 2030.

Perayaan Idul Fitri sendiri memiliki makna yang sangat penting bagi umat Islam, di mana setelah berpuasa sebulan penuh selama bulan Ramadan, umat Muslim merayakan hari kemenangan dengan saling bermaafan, berkumpul bersama keluarga, dan melaksanakan tradisi salat Id di masjid atau lapangan terbuka.

Idul Fitri Setahun 2 Kali

Artikel dari Antaranews melaporkan bahwa masyarakat Muslim di Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, akan menghadapi tantangan dalam menyikapi perayaan yang berlangsung dua kali dalam satu tahun kalender.

Salah satu aspek yang dapat dipengaruhi adalah persiapan fisik dan mental untuk menjalani ibadah puasa Ramadan. Karena Ramadan akan jatuh pada bulan Maret, yang merupakan musim penghujan di Indonesia, masyarakat perlu menyesuaikan diri dengan kondisi cuaca yang berbeda dari biasanya.

Persiapan fisik seperti menjaga kesehatan dan kebersihan menjadi sangat penting agar umat Muslim dapat menjalani ibadah puasa dengan baik.

Selain itu, persiapan mental juga diperlukan mengingat perayaan Idulfitri yang berlangsung dua kali dalam satu tahun dapat mempengaruhi ritme kehidupan sehari-hari, termasuk rutinitas kerja, sekolah, dan aktivitas sosial.

Masyarakat juga perlu mengatur diri dan mengelola waktu dengan bijaksana agar dapat menghadapi perayaan Idul Fitri yang lebih padat dalam 2030.

Dampak sosial dan ekonomi juga dapat dirasakan oleh masyarakat. Tradisi mudik atau pulang kampung menjadi salah satu aspek penting dalam perayaan Idulfitri di Indonesia. Namun, dengan adanya dua kali perayaan Idulfitri dalam satu tahun, tradisi mudik mungkin akan menghadapi tantangan dalam hal perencanaan perjalanan, biaya, dan ketersediaan transportasi.

Selain itu, sektor ekonomi yang berkaitan dengan perayaan Idulfitri, seperti perdagangan dan pariwisata, juga dapat mengalami perubahan dalam tahun tersebut.

Namun, di sisi lain, fenomena langka ini juga dapat menjadi momen yang unik dan spesial bagi masyarakat Muslim. Hari Raya Idul Fitri yang berlangsung dua kali dalam satu tahun dapat dijadikan kesempatan untuk meningkatkan rasa syukur terhadap Tuhan.

Pilihan Editor: Begini Syarat dan Tugas Amil Zakat, Mengapa Amil Berhak Terima Zalat

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.