TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencatat penjualan tiket kereta api jarak jauh (KAJJ) untuk mudik Lebaran sudah mencapai 73 persen atau 2.236.777 tiket pada Senin, 17 April 2023 pukul 07.00 WIB. VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan jumlah tersebut masih akan bertambah karena penjualan masih berlangsung. Adapun total KAJJ yang disediakan, yakni sebanyak 3.065.404 tiket.
"Sejauh ini 64,63 persen tiket kereta periode mudik Lebaran 2023 dibeli melalui aplikasi KAI Acces," kata Joni kepada Tempo, Senin, 17 April 2023.
Sementara itu, sebanyak 25,52 persen tiket kereta dibeli melalui chanel eksternal yang secara resmi bekerja sama dengan KAI; 7,45 persen melalui loket stasiun; 2,27 persen melalui web kai.id: 0,08 persen melalui vending machine; dan 0,05 persen melalui contact center KAI121.
"KAI merekomendasikan pembelian tiket mudik Lebaran melalui aplikasi KAI Acces. Sebab KAI Acces tidak hanya berfungsi untuk memesan, tapi untuk mengubah jadwal, pembatalan, pesan taksi, bus, makanan, hingga top up dan pembayaran tagihan," ujar dia.
Joni menambahkan, saat ini pemesanan tiket KAI memang hanya bisa dilakukan secara online. Pembelian tiket di stasiun, kata dia, hanya diberlakukan untuk go show. "Mulai tiga jam sebelum keberangkatan kereta api," katanya.
Adapun selama periode angkutan Lebaran 2023, secara total KAI menyediakan 6,9 juta tempat duduk atau meningkat 136 persen dibandingkan realisasi angkutan Lebaran 2022.
Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan, dari total 6.936.532 tempat duduk yang disediakan selama musim mudik Lebaran, 4.076.488 dari perusahaan induk dan sisanya 2.860.044 dari anak perusahaan seperti KCI dan Railink.
Kereta api jarak jauhnya ada 3.065.404 dan kereta lokal 1.011.084, untuk anak perusahaan KCI ada 2.701.644 dan railink 158.400," kata Didiek kepada wartawan, Jumat 14 April 2023.
Didiek menjelaskan dari total kursi yang disediakan PT KAI selama musim mudik lebaran 2023, 84 persennya merupakan kelas ekonomi yakni sebanyak 5.811.522 kursi, eksekutif sebanyak 14 persen atau 987.380 kursi dan bisnis 2 persen atau 137.600 kursi.
"Jadi kereta api itu yang naik lebih banyak kelas ekonomi, 5,8 juta dari 6,9 juta, artinya masyarakat ingin transportasi yang terjangkau dan efisien," kata Didiek.
RIRI RAHAYU | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Baca juga: Jokowi di Hannover Messe: Kami Punya Modal Besar dan Ingin Menjadi Pemain Besar
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.