Segara Institute: Lebaran Punya Peran Besar dalam Pertumbuhan Ekonomi RI

Pemudik berdiri di depan bus saat mengikuti program Mudik Gratis DKI Jakarta Tahun 2023/1444 H di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Senin 17 April 2023. Pemprov DKI Jakarta menggelar mudik gratis angkutan lebaran 2023 menggunakan bus sebanyak 284 unit dengan jumlah pemudik sekitar 13.541 orang dengan tujuan 19 kota dan kabupaten di Pulau Jawa dan Sumatera. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pemudik berdiri di depan bus saat mengikuti program Mudik Gratis DKI Jakarta Tahun 2023/1444 H di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Senin 17 April 2023. Pemprov DKI Jakarta menggelar mudik gratis angkutan lebaran 2023 menggunakan bus sebanyak 284 unit dengan jumlah pemudik sekitar 13.541 orang dengan tujuan 19 kota dan kabupaten di Pulau Jawa dan Sumatera. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom yang juga Direktur Segara Institut Pieter Abdullah Redjalam menjelaskan dampak dari lebaran 2023 terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut dia,  dalam data proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dirilis oleh banyak lembaga, termasuk Segara Institut, dampak lebaran sudah diperhitungkan. 

Segara Institut misalnya, Pieter mencontohkan, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 sebesar 4,75-5,25 persen. "Itu sudah memperhitungkan dampak lebaran. Sudah ada kontribusi lebaran. Masing-masing 4,75 skenario pesimis, 5,25 skenario optimis," ujar dia kepada Tempo melalui pesan pendek pada Senin, 17 April 2023. 

Pieter menuturkan lebaran memang punya peran besar dalam perekonomian di Indonesia. Dalam periode lebaran, kata dia, konsumsi nasional meningkat signifikan. "Tetapi kami tidak membuat perhitungan berapa nilai sumbangan lebaran terhadap perekonomian secara khusus," tutur Pieter. 

Sementara, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira dampak dari mudik lebaran 2023 terhadap perekonomian Indonesia, salah satunya, uang beredar di daerah diperkirakan mencapai Rp 50-67 triliun. "Angka ini didasarkan pada kenaikan mobilitas masyarakat yang mendorong belanja di momen lebaran," ucap dia. 

Menurut Bhima, pembayaran tunjangan hari raya atau THR tanpa dicicil akan digunakan oleh masyarakat untuk mengirimkan sebagian uang ke sanak saudara di kampung halamannya. Kondisinya akan berbeda dengan puncak pandemi Covid-19, karena perusahaan sudah mampu bayar THR karyawan secara penuh menjadi katalis naiknya uang beredar. 

"Kenaikan uang beredar juga dipicu oleh pertumbuhan kredit perbankan yang cukup positif," kata Bhima. 

Adapun daerah yang perputaran uangnya tinggi selama lebaran di antaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, serta provinsi di Sumatera Utara, Sumatera Barat hingga Sulawesi tenggara. "Di daerah yang akan dilalui pemudik atau tujuan destinasi wisata seperti Yogyakarta dan Bali pun terjadi kenaikan uang beredar," tutur Bhima. 

Dia pun berharap momen lebaran ini bisa menjado titik balik dari tekanan pandemi Covid-19 dalam tiga tahun terakhir. Bhima menilai banyak usaha mikro kecil menengah di daerah tidak sabar menanti efek lebaran. Mereka merekrut tenaga kerja lebih banyak dan tentu berharap omzet bisa sama dengan lebaran pra-pandemi. 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini