Cerita Reuni Rutin Keluarga Besar Sambil Iktikaf di Masjid Raya Habiburrahman Bandung

Umat Islam membaca Al Quran saat itikaf atau tinggal di masjid di 10 hari terakhir bulan suci  Ramadan di masjid Pusat Dawah Islam, Bandung, Jawa Barat, 3 Mei 2021. Berbeda dengan itikaf tahun-tahun sebelumnya, kali ini jumlah peserta itikaf hanya sedikit akibat pandemi Covid-19. TEMPO/Prima Mulia
Umat Islam membaca Al Quran saat itikaf atau tinggal di masjid di 10 hari terakhir bulan suci Ramadan di masjid Pusat Dawah Islam, Bandung, Jawa Barat, 3 Mei 2021. Berbeda dengan itikaf tahun-tahun sebelumnya, kali ini jumlah peserta itikaf hanya sedikit akibat pandemi Covid-19. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Sebuah keluarga besar di Bandung punya tradisi unik selama Ramadan. Pada sepuluh hari terakhir, mereka berkumpul dari berbagai daerah untuk melakukan iktikaf bersama di Masjid Raya Habiburrahman Bandung. “Kami iktikaf di sini sejak 2003,” kata Takwir Burhanuddin saat ditemui Tempo di lokasi, Kamis, 13 April 2023.

Reuni Keluarga untuk Iktikaf di Masjid

Menurut dokter gigi berusia 39 tahun itu, awalnya dia, kakak, dan ayahnya yang menjalani iktikaf bareng di masjid dekat area PT Dirgantara Indonesia itu. Pada 2004 hingga 2005, mereka iktikaf sambil memasang tenda. Selanjutnya setelah menikah, mereka masing-masing membawa keluarganya ikut iktikaf setiap tahun di masjid tersebut.

Takwir mengatakan, selain bersama istri dan anak-anaknya di Bandung, ada keluarga mertua dari Sumedang. Sementara ibunya rela terbang dari Balikpapan untuk ikut bergabung, bersama saudara lainnya. Di selasar masjid, mereka memasang sekitar lima tenda dengan berbagai ukuran. “Saat sahur dan buka puasa, kami makan bersama di sini,” ujarnya.

Lebih dari sekadar bernostalgia, ada beberapa faktor yang membuat mereka memilih masjid itu untuk menjalani iktikaf di sana. Sempat absen selama tiga tahun akibat pandemi Covid-19, mereka merindukan salat malam bersama atau berjamaah yang setiap harinya menghabiskan tiga juz. Sehingga jika dikalkulasi selama sepuluh hari, bacaan itu sampai menamatkan 30 juz atau seisi Al Quran.

Satu Hari 3 Juz Al-Quran Dibaca

Salat malam atau qiyamul lail itu dimulai pukul 23.30. Selesainya paling cepat sekitar pukul 03.00 dan paling lama sampai pukul 03.30. Setelah itu mereka bergegas untuk makan sahur. “Makanan ada yang beli dan bekal dari rumah,” katanya. Setiap tahun, Takwir misalnya, sengaja menutup klinik tempatnya berpraktik agar bisa berkonsentrasi menjalani iktikaf atau menetap sementara di masjid untuk beribadah. 

Tinggal sepuluh hari di tempat terbuka dengan cuaca yang tidak menentu, dinilai tidak menjadi halangan atau masalah. Sejauh ini menurutnya tidak ada anggota keluarga yang sakit selama menjalani iktikaf. Untuk vitalitas tubuh, kata dia, mereka menjaganya dengan asupan madu, habatussauda, dan kunyit. 

Iktikaf itu mereka lakukan penuh selama sepuluh hari. Pada malam takbiran mereka kembali ke rumah untuk menyambut Idul Fitri keesokan harinya. 

Pilihan Editor: Masjid Istiqlal Dibuka 24 Jam untuk Beribadah termasuk Iktikaf selama Ramadan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.