Pengertian Syiah, Mengapa Dikaitkan dengan Ali bin Abi Thalib?

Umat muslim Syiah berkumpul di makam Imam Ali selama bulan suci Ramadan di kota suci Najaf, Irak 10 April 2023. REUTERS/Thaier Al-Sudani
Umat muslim Syiah berkumpul di makam Imam Ali selama bulan suci Ramadan di kota suci Najaf, Irak 10 April 2023. REUTERS/Thaier Al-Sudani

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam keyakinan Syiah dikatakan bahwa Rasulullah menunjukkan Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti kekhalifahan Islam selanjutnya. Menurut keyakinan Syiah, Ali bin Abi Thalib berkedudukan sebagai Khalifah dan imam melalui wasiat Nabi Muhammad SAW. Dalam jurnal Syiah: Dari Kemunculannya hingga Perkembangannya di Indonesia oleh Oki Setiana Dewi, disebutkan bahwa Syiah secara etimologi memiliki arti pengikut, pecinta, pembela, yang ditujukan kepada ide, individu, atau kelompok tertentu. 

Syiah dalam arti kata lain bisa disandingkan dengan kata tasyaiyu yang berarti patuh atau menaati secara agama dan mengangkat orang yang ditaati itu dengan penuh keikhlasan tanpa keraguan. Bentuk tunggal dari Syiah adalah Syii, menunjuk kepada pengikut dari Ahlul bait dan Imam Ali. Dalam definisi lain, Syiah ialan bentuk pendek dari kalimat bersejarah Syiah Ali yang artinya pengikut Ali. Secara terminologi, Syiah mempunyai banyak pengertian. Belum ada pengertian yang mampu mewakili seluruh pengertian tentang Syiah.

Dalam Ensiklopedi Islam, Syiah diartikan sebagai kelompok aliran atau paham yang mengidolakan Ali bin Abi Thalib dan keturunannya, yakni imam-imam atau para pemimpin agama dan umat setelah Nabi Muhammad SAW. Namun pengertian tersebut dibantah oleh kelompok di luar Syiah, sebab dipandang tidak bisa mewakili fakta yang sebenarnya. KH. Sirojudin Abbas menilai bahwa tidak semata-mata kelompok Syiah saja yang mencintai Ali bin Abi Thalib. Tetapi kelompok Ahli Sunnah juga mencintai Ali, dan bahkan seluruh umat muslim juga mencintai Ali dan keturunannya. 

Menurut Syahrastani, Syiah adalah kelompok masyarakat yang menjadi pendukung Ali bin Abi Thalib. Mereka berpendapat Ali merupakan imam dan khalifah yang ditetapkan melalui nash dan wasiat Rasulullah, baik secara terang-terangan maupun implisit. Ini artinya imamah harus dari jalur Ali, apabila terjadi dalam sejarah imam bukan dari keturan Ali maka itu adalah kedzaliman dan taqiyah dari pihak keturunan Ali bin Abi Thalib. Sehingga imamah menurut Syiah bukan hanya sekedar maslahat agama namun juga aqidah yang menjadi tiangnya agama.

Muhammad Husain Thabathabai dalam bukunya Syiah Islam memberikan pengertian, Syiah merupakan salah satu aliran dalam Islam yang berkeyakinan bahwa yang paling berhak menjadi imam umat Islam sepeninggalnya Rasulullah adalah keluarga Nabi Muhammad SAW sendiri yakni Ahlulbait. Dalam hal ini ialah Abbas bin Abdul Muthalib atau paman Nabi SAW dan Ali bin Abi Thalib sebagai saudara sepupu sekaligus menantu Rasulullah, beserta keturunannya. 

Multidefenisi terkait Syiah tidak terlepas dari konteks sejarah kemunculan Syiah itu sendiri. Syiah adalah orang-orang yang mencintai Ahlulbait, kemudian Syiah secara definisi berkembang saat dikaitkan dengan persoalan Khalifah Ali bin Abi Thalib. Di mana pemaknaan Syiah bukan hanya sebatas orang-orang yang mencintai ahlul bait, namun mereka adalah orang-orang yang mencintai ahlul bait dan mendukung Ali bin Abi Thalib terkait ke khalifahan. 

Kemudian secara teologis, kepemimpinan Ali bin Abi Thalib didukung dengan bukti otentik sejarah nabi dalam peristiwa yang terkenal yakni ghadir khum. Pemaknaan tersebut ditopang dengan dua hadis lain yaitu hadis Safinah dan hadis Staqalain. Lalu muncullah defenisi Syiah menjadi sebuah mazab teologi dalam Islam.

Pilihan Editor: Pada Bulan Ramadan Makam Imam Ali Dipadati Muslim Syiah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.