Masjid Jogokariyan: Menelusuri Sejarah dan Keunikan Budaya Lokal

Reporter

Masjid Jogokariyan Yogyakarta menyediakan ribuan porsi menu buka gratis setiap hari selama Ramadan. TEMPO | Pribadi Wicaksono.
Masjid Jogokariyan Yogyakarta menyediakan ribuan porsi menu buka gratis setiap hari selama Ramadan. TEMPO | Pribadi Wicaksono.

TEMPO.CO, JakartaMasjid Jogokariyan berdiri sejak Agustus 1967 dengan fasilitas super lengkap berada di Jl. Jogokaryan no. 36, Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Masjid ini bermula dari ide seorang pengusaha batik asal Karangkajen bernama H. Jazuli yang tinggal di kampung Jogokariyan. Niat baiknya ini, disampaikan kepada tokoh masyarakat setempat dan setelahnya diresmikan 

Berdiri diatas tanah seluas 600 m2 ini dibeli oleh masyarakat atas bantuan H. Jazuli. Masjid ini memiliki makna yang berpegang pada sunnah Rasulullah SAW yang diharapkan mampu merekatkan dan mempersatukan masyarakat Jogokariyan yang sebelumnya sempat memiliki konflik terkait perbedaan aliran agama dan gerakan politik.

Memiliki nilai-nilai keislaman yang kental dengan budaya, hingga menggunakan logo masjid dengan tiga bahasa yakni Arab, Jawa dan Indonesia membuat pengunjung tertarik. Apalagi fasilitas di masjid tiga lantai ini super lengkap seperti poliklinik, perpustakaan, garasi, tempat wudhu, kamar mandi, dapur, penginapan, hingga mobil operasional. Simak 5 keunikan budaya lokal di masjid Jogokariyan dibawah ini.

1. Sebagai Tempat Wisata Religi Populer

Masjid Jogokariyan bukan hanya digunakan sebagai tempat ibadah, melainkan sebagai tempat kesenian, sosial, wisata religi hingga penggerak ekonomi yang buka selama 24 jam. Menariknya, masjid ini menyediakan tempat penginapan dan berbagai fasilitas lengkap yang bisa digunakan oleh umat muslim.

2. Memberikan Undangan untuk Datang ke Masjid

Umumnya undangan datang ke masjid hanya diinformasikan melalui pengeras suara, namun Masjid Jogokariyan memiliki cara tersendiri dengan membagikan undangan datang ke masjid ke masyarakat sekitar. Bukan hanya undangan pernikahan saja yang ditulis lengkap dan cantik, namun undangan masjid ini juga menyertakan nama dan alamat penerima dengan memberikan kalimat seperti 'Mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu untuk datang ke masjid Jogokariyan dalam acara sholat Subuh berjamaah'.

3. Menyediakan Kamar Bagi Para Musafir

Masjid Jogokariyan menyediakan 10 kamar reguler dan satu kamar VIP bagi para musafir dengan tarif Rp 150.000 hingga Rp 250.000. Awalnya fasilitas ini hanya disediakan untuk para musafir, namun semakin hari semakin banyak keluarga dan suami istri yang memilih menginap di kamar masjid Jogokariyan, sehingga masjid ini menyediakan tempat yang lebih nyaman.

4. Miliki Menu Buka Puasa yang Khas

Salah satu kegiatan yang senantiasa ada di area masjid selama bulan ramadan adalah Kampung Ramadhan Jogokariyan. Kegiatan rutin ini selalu ramai dikunjungi oleh para pengunjung yang ingin mencoba hidangan berbuka puasa gratis dari Masjid Jogokariyan atau hanya ingin ngabuburit. Masjid Jogokariyan menyediakan 3.000 makanan dan minuman buka puasa gratis saat bulan ramadan dengan menu andalan es setup nanas yang sangat lezat dan menyegarkan. Menu makanan yang dibuat selalu berganti-ganti setiap harinya agar tidak bosan, selain itu menu gratis ini dibuat langsung oleh masyarakat sekitar Jogokariyan yang dibantu oleh relawan.

5. Memiliki Program Saldo Infaq Nol Rupiah

Masjid Jogokariyan memiliki program saldo infaq nol yang berarti saldo infaq harus langsung digunakan untuk membantu sesama dan mengamanahkan hartanya kepada orang-orang yang membutuhkan. Umumnya, Infaq akan ditimbun dan di umumkan besaran jutaan rupiah, namun akan terasa sangat menyakitkan apabila tetangga masjid membutuhkan biaya namun tidak ada yang menolong. Sebab itu pula, infaq diusahakan dapat membantu banyak orang secepat mungkin.

Nah itu dia, sejarah dan keunikan masjid Jogokariyan Yogyakarta yang selalu dijadikan destinasi wisata religi dan dikunjungi oleh banyak orang.

Nur Qomariyah | Berbagai sumber