Tips Berpuasa bagi Lansia dari Pakar di Unair

Reporter

Editor

Devy Ernis

Ilustrasi warga lanjut usia (Lansia) dan kesehatan jasmani. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi warga lanjut usia (Lansia) dan kesehatan jasmani. ANTARA/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Novira Widajanti berbagi tips puasa yang aman dan sehat bagi lansia. Novira menyampaikan bahwa lansia harus dapat menilai kemampuannya sendiri untuk dapat berpuasa.

Jika lansia merasa mampu dan tidak akan menimbulkan potensi sakit maka boleh untuk berpuasa. “Seperti yang kita tahu bahwa lansia mengalami penurunan biologis. Untuk itu harus diketahui apakah mengonsumsi obat-obatan, atau berpotensi mengalami malnutrisi,” ujarnya dilansir dari laman Unair pada Selasa, 11 April 2023.

Selain itu, lansia harus tetap dapat memenuhi kebutuhan gizi seimbang, baik selama bulan puasa maupun tidak. “Semisal pada saat puasa, bisa berpatokan pada porsi pedoman gizi seimbang, yaitu 50 persen saat berbuka, 10 persen setelah tarawih, dan 40 persen saat sahur,” papar dokter spesialis penyakit dalam tersebut.

Novi menyebutkan bahwa tidak hanya gizi makanan yang harus dicukupi, namun juga cairan. Dia mengatakan jangan sampai karena tidak memperhatikan porsi cairan, akhirnya berdampak dehidrasi.

Dia juga menekankan bahwa manfaat puasa memang besar, namun juga harus diikuti dengan kemampuan serta kondisi fisik yang baik.

“Niatnya bagus jika berpuasa. Namun harus melihat keterbatasan diri terlebih dulu. Jika lemas atau tanda-tanda tidak kuat, justru bisa berpotensi buruk bagi tubuh,” katanya.

Dia menambahkan, baik berpuasa ataupun tidak, lansia dapat meningkatkan kualitas hidupnya melalui mobilitas fisik serta hubungan sosial antar individu.

Pilihan Editor: ITB Telurkan 254 Insinyur pada Wisuda April 2023