Alasan Pasar Rawamangun Jaktim Masih Jadi Pilihan untuk Berburu Takjil

Reporter

Salah satu penjual lauk-pauk di pasar takjil Rawamangun di Jakarta Timur sedang melayani pembeli pada Minggu 9 April 2023. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari
Salah satu penjual lauk-pauk di pasar takjil Rawamangun di Jakarta Timur sedang melayani pembeli pada Minggu 9 April 2023. ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari

TEMPO.CO, Jakarta - Pasar Rawamangun, Jakarta Timur menjadi salah satu pilihan pemburu takjil selama Ramadhan.

"Saya sih paling favorit di sini risoles, senang karena banyak pilihannya juga, terus kemarin lihat-lihat di Instagram dan TV juga kok ramai Pasar Takjil Rawamangun, jadi mampir ke sini," kata Tutun, seorang pembeli dari Cakung, Jakarta Timur saat ditemui di lokasi pada Ahad 9 April 2023.

Tak hanya Tutun, pembeli lainnya Nury juga memilih berbelanja di Pasar Takjil Rawamangun karena ada banyak pilihan jenis minuman segar. "Kalau saya sih karena banyak pilihan es di sini, itu kan paling utama karena segar untuk buka puasa," kata Nury yang bertempat tinggal di Cakung.

Adapun harga makanan dan minuman yang dipatok di Pasar Takjil Rawamangun cukup terjangkau, mulai dari Rp2.500 untuk berbagai jenis gorengan, hingga Rp15.000 - Rp25.000 untuk makanan berat atau lauk pauk. Pasar ini buka sejak pukul 15.00 WIB hingga 19.00 WIB selama Ramadhan 1444 H.

Jenis makanan yang dijual juga beragam, mulai dari gorengan, lontong isi oncom, kolak biji salak, hingga makanan berat dari berbagai daerah seperti Gudeg, sate Padang, hingga ayam Taliwang.

Pengelola pasar takjil Rawamangun memastikan keamanan dari pedagang dan pembeli, karena sudah mengantongi izin dari kepolisian dan instansi terkait di wilayah Kecamatan Pulo Gadung. Pasar takjil tersebut dikelola oleh Karang Taruna RW 08 Rawamangun yang bekerja sama dengan PD Pasar Jaya Rawamangun.

Soal omzet, pedagang pasar takjil Rawamangun mengaku mengalami peningkatan dibandingkan pada hari biasa.

"Alhamdulillah di sini sehari saya bisa mendapat omzet Rp900 ribu sampai Rp1 juta, kalau dihitung itu hasilnya berkali lipat jika dibandingkan dengan jualan di hari biasa," kata Erna, pedagang siomai dan aneka makanan takjil.

Erna mengaku sudah memiliki cabang penjualan siomai di beberapa wilayah di Jakarta, tetapi penghasilan dari Pasar Takjil Rawamangun bisa digunakan untuk bekal mudik (tradisi pulang ke kampung halaman saat Hari Raya Idul Fitri).

"Alhamdulillah, bisa buat bekal mudik ke Majalengka, Jawa Barat," katanya.

Selain Erna, Nurmalis, pedagang yang sehari-hari tinggal di Bumiputera Raya, Jakarta Timur juga mengaku mendapatkan penghasilan yang lumayan dari pasar takjil di Rawamangun.

"Alhamdulillah satu hari bisa dapat Rp1,3 juta sampai Rp1,5 juta, dulu saya sempat jualan komplit mulai rendang, dendeng, dan makanan khas Sumatera Barat lainnya, tapi semenjak COVID-19 sudah tidak jualan lagi karena sulit untuk makan di tempat, jadi sekarang memanfaatkan pasar takjil ini untuk dapat penghasilan tambahan," kata Nurmalis.

Perempuan yang mengaku berasal dari Sumatera Barat ini menjual beraneka pepes ikan, dan sehari-hari berjualan kue kering.

Bagi pengunjung yang ingin datang ke pasar takjil Rawamangun menggunakan transportasi umum, bisa mengakses Transjakarta tujuan Pemuda Rawamangun kemudian berjalan kaki sekitar 750 meter menuju Pasar Rawamangun, atau menggunakan bus umum dengan tujuan Terminal Rawamangun, yang terletak tepat di seberang Pasar Rawamangun.

Bagi pengguna kendaraan pribadi, bisa langsung menuju Jalan Balai Pustaka Timur, Rawamangun, Jakarta Timur dan langsung parkir di depan pasar.

Pilihan Editor: Ingin Kue Lebaran Rendah Kalori, Coba Resep Kukis Oatmeal Berikut Ini