Mengisi Ramadan dengan Mendalami Pemikiran dan Keteladanan Gus Dur

Suasana kegiatan hari kedua Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG) yang diadakan jaringan Gusdurian Muda Kota Malang di aula Wihara Dharma Mitra Arama pada Minggu sore, 2 April 2023. TEMPO/Abdi Purmono
Suasana kegiatan hari kedua Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG) yang diadakan jaringan Gusdurian Muda Kota Malang di aula Wihara Dharma Mitra Arama pada Minggu sore, 2 April 2023. TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Malang - Daniel Sugama Stephanus meluruskan kedua kakinya di lantai. Penasihat Gusdurian Malang yang juga Dosen Akuntansi Universitas Ma Chung ini tekun menyimak dan mencatat jalannya diskusi mengenai pemikiran dan keteladanan Kiai Haji Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Diskusi berlangsung gayeng dengan melibatkan 25 pemuda lintas iman. Mereka adalah peserta kegiatan Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG) yang diadakan di aula Wihara Dharma Mitra Arama, Kota Malang. Mengusung tema “Gus Dur Sudah Meneladankan, Saatnya Kita Melanjutkan”, KPG dilaksanakan 1-2 April 2023, bertepatan dengan hari ke-10 dan 11 Ramadan 1444 Hijriah.

Ketua Pelaksana KPG Mohammad Yajid Fauzi mengatakan, kegiatan KPG merupakan kegiatan kaderisasi yang bertujuan untuk menyebarluaskan khazanah pemikiran Gus Dur yang dirumuskan sebagai “Sembilan Nilai Utama Gus Dur” supaya kaum muda bisa meneladani karakter dan turut meneruskan perjuangan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1988-1999 itu. 

Dari ponpes pindah ke Wihara

KPG tahun ini merupakan KPG edisi keempat yang dihelat komunitas Gerakan Gusdurian Muda Kota Malang, disingkat Garuda Malang. Semula, KPG IV direncanakan digelar di pondok pesantren. Rencana ini batal lantaran pondok pesantren yang disasar sedang padat kegiatan Ramadan sehingga digeser ke Wihara Dharma Mitra Arama. 

Pengelola wihara tidak keberatan karena sudah berhubungan baik dengan Garuda Malang sejak lama. Wihara Dharma Mitra Arama berada di wilayah Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Wihara ini berada di tepi Jalan Raya Soekarno Hatta, dekat dengan Politeknik Negeri Malang dan Universitas Brawijaya, sehingga gampang dijangkau oleh seluruh peserta.  

KPG pertama juga diadakan di wihara yang sama pada awal Oktober 2015. KPG edisi kedua dilangsungkan di aula Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Sukun, Kota Malang, 22-23 April 2017. Sedangkan KPG ketiga dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Ishlahiyah, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, 29-31 Maret 2019.

“KPG tidak tiap tahun diadakan, apalagi pas ada pandemi Covid-19. Untuk KPG yang ke-4, kami adakan tepat di bulan Ramadan. Acaranya mulai jam satu siang sampai tiba waktu berbuka puasa. Jadi, kami sekalian ngabuburit di sini,” kata Fauzi kepada Tempo, Minggu sore, 2 April 2023.

Jumlah peserta dibatasi 25 orang. Mereka diseleksi pada masa pendaftaran 21-29 Maret. Hasil seleksi diumumkan pada 30 Maret melalui akun media sosial Garuda Malang. Peserta terdiri dari 23 pria dan dua perempuan. Sebanyak 23 peserta beragama Islam, dua orang beragama Kristen. 

Usia peserta tidak dibatasi. Ada peserta yang sudah jadi sarjana, ada peserta masih kelas tiga sekolah menengah kejuruan (SMK). Semua peserta berdomisili di wilayah Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu).

“Mayoritas pesertanya teman mahasiswa. Ya, alhamdulillah, walau banyak aktivitas yang bisa dilakukan anak muda selama Ramadan, sebagian memilih ikut KPG,” ujar Fauzi, alumni Fakultas Hukum Universitas Islam Malang (Unisma).  

Metode ceramah dan diskusi

KPG menggunakan metode ceramah dan diskusi yang dipandu dua orang fasilitator dari Sekretariat Nasional Gusdurian, yaitu Al Muiz Liddinillah dan Nurizky Amania. Sedangkan pematerinya adalah Gedong Maulana Kabir, dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bina Nusantara (Binus) Malang.

Kegiatan KPG keempat oleh Garuda Malang terkesan spesial karena untuk pertama kalinya KPG di wilayah Malang Raya diikuti pelajar putri bernama Chalimatus Putri Sa’diyah alias Sasa, siswa kelas tiga sekaligus ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMK Pekerjaan Umum Kota Malang (Puma). SMK ini berlokasi di wilayah Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Sasa mengetahui kegiatan KPG dari akun media sosial Garuda Malang dan lalu tertarik mengikuti KPG karena ingin mengenal lebih banyak tentang Gus Dur. Sasa cukup aktif mengikuti seluruh rangkaian kegiatan KPG. 

“Saya ikut KPG atas inisiatif sendiri. Orang tua sama sekali tidak keberatan, langsung memperbolehkan saat saya minta izin pada mereka,” kata Sasa.

Selama ini Sasa hanya tahu Gus Dur sebagai Presiden Keempat Republik Indonesia dan pernah memimpin PBNU, organisasi Islam terbesar di dunia. Keinginannya terkabul setelah mendapatkan materi biografi Gus Dur di hari pertama kegiatan. Sasa makin mengagumi Gus Dur setelah mendapatkan materi “Sembilan Nilai Utama Gus Dur” yang jadi basis gerakan Gusdurian.

“Saya senang bisa belajar dari Gus Dur tentang sosoknya yang pembelajar, open minded, sangat bertanggung jawab, dan pemberani,” ujar Sasa.  

Daniel Sugama menambahkan, jaringan Gusdurian adalah jaringan kultural yang bersifat terbuka dan non-politik praktis, yang terdiri dari para individu dan atau komunitas yang mendukung pemikiran, meneladani karakter, nilai dan prinsip, serta berupaya meneruskan perjuangan Gus Dur yang berada dalam koordinator Yayasan Bani Abdurrahman Wahid. 

Jaringan Gusdurian bertindak dan berperilaku berdasarkan Sembilan Nilai Utama Gus Dur, yaitu ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kekesatrian, dan kearifan tradisi. 

ABDI PURMONO

Pilihan Editor: Jejak Gus Dur: Keturunan Tionghoa, Reformasi NU, Bentuk PKB, Dilengserkan sebagai Presiden, Bapak Toleransi