Ketika Turis Taiwan Kagum Lihat Tokoh Lintas Agama Malaysia Buka Puasa Bersama

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

Ketua Pusat Perdamaian Gandhi Penang, Anwar Fazal memberikan latar belakang acara muhibah buka puasa di Acheen Street Mosque di George Town. Bersama mereka adalah Uskup Katolik Penang Sebastian Francis dan Uskup Anglikan Charles Samuel. (freemalaysiatoday.com)
Ketua Pusat Perdamaian Gandhi Penang, Anwar Fazal memberikan latar belakang acara muhibah buka puasa di Acheen Street Mosque di George Town. Bersama mereka adalah Uskup Katolik Penang Sebastian Francis dan Uskup Anglikan Charles Samuel. (freemalaysiatoday.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok turis Taiwan, yang diundang dalam acara berbuka puasa bersama lintas agama di Masjid Jalan Acheen, George Town, Penang, Malaysia, terlihat terkagum-kagum menyaksikan para tokoh berbeda agama itu saling menyapa dan berpelukan.

Kejadian itu langsung mereka abadikan dengan kamera. Padahal, menurut laman Free Malaysia Today, Minggu, 2 April 2023, pemandangan seperti itu sebenarnya jamak di Malaysia ketika orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat buka puasa bersama di masjid.

Kelompok beranggotakan 21 orang yang sebagian besar terdiri dari wanita berhijab itu diajak berkeliling masjid oleh ketuanya, Mujahid Yusof Rawa, sebelum disuguhi makan malam buffet sambil duduk bersila di atas tikar jerami di samping ruang salat.

Mereka kemudian mengamati salat terawih, menanyakan kepada anggota komite masjid tentang praktik Islam.

Penduduk asli Taipei, Kuo Chen Hsiu, 62 tahun, dan suaminya, Lee Yueh Fong, 67 tahun, tampak terpesona saat menyaksikan anggota panitia masjid membagikan paket makanan kepada orang miskin.

“Ini adalah sesuatu yang kami umat Buddha hubungkan dengan sangat baik… memberi sedekah kepada yang membutuhkan. Kami sangat senang melihat ini di masjid ini,” kata Lee, seorang pensiunan ahli botani.

Lee mengatakan praduganya tentang Islam langsung hilang setelah melihat bagaimana pendeta Anglikan dan Katolik berpelukan dengan seorang imam saat mereka bertemu.

“Ada banyak rasa saling menghormati di antara berbagai ras dan agama di Penang. Kami menemukan itu sangat menghangatkan hati,” katanya.

Orang Taiwan mendengarkan dengan seksama ketika ketua masjid menceritakan kisah bagaimana Masjid Acheen Street membantu menghentikan kerusuhan Penang yang terjadi pada tahun 1867.

Mujahid Yusof Rawa yang mantan anggota parlemen Parit Buntar ini mengatakan, buka puasa muhibah merupakan kunci untuk membangun kesepahaman, terutama dalam menghadapi elemen ekstremis yang mengancam merusak kerukunan antar umat manusia.

“Di dunia yang penuh kebencian, kami berusaha mengatasinya dengan menyebarkan cinta kasih dan menempuh jalan perdamaian. Kami menunjukkan kepada orang lain contoh bagaimana orang Malaysia bergaul dengan orang lain,” katanya.

Co-organizer acara tersebut, ketua Penang Gandhi Peace Center Anwar Fazal, memberikan beberapa latar belakang di balik acara muhibah buka puasa yang dimulai pada tahun 2009 dan terhenti selama tiga tahun karena pandemi Covid-19.

Dia juga mencatat mendiang presiden India, APJ Abdul Kalam, telah memuji keragaman dan persatuan di Pitt Street di George Town ketika dia berjalan-jalan selama kunjungannya pada tahun 2008.

Jalan Acheen lokasi masjid berada sering disebut sebagai "Jalan Harmoni" karena berbagai rumah ibadah terletak di sepanjang jalan ini.

Di antara para pemimpin agama berbeda yang hadir pada acara kemarin adalah Uskup Anglikan Charles Samuel dan Uskup Katolik Roma Sebastian Francis.

“Malam ini kita berbagi bersama dengan masyarakat Penang, masyarakat dunia, dalam ketaatan kepada Tuhan. Semoga kedamaian menyertai kita semua,” kata Fransiskus.

FMT

Pilihan Editor: Adik Kim Jong Un Tuduh Ukraina Berambisi Punya Senjata Nuklir