Isi Ceramah di Masjid UGM, Jusuf Kalla Sebut Pejabat Flexing Langsung Jadi Musuh Masyarakat

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengunjungi bekas lokasi kebakaran Masjid Raya Jakarta Islamic Centre (JIC) di Koja, Jakarta Utara, Sabtu, 22 Oktober 2022. Foto: Istimewa
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengunjungi bekas lokasi kebakaran Masjid Raya Jakarta Islamic Centre (JIC) di Koja, Jakarta Utara, Sabtu, 22 Oktober 2022. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Yogyakarta - Maraknya fenomena flexing alias pamer harta di kalangan pejabat negara turut jadi sorotan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK. JK mengungkapkan pejabat pamer harta kekayaan di media sosial otomatis akan menjadi musuh masyarakat.

"Kalau ada istri pejabat memakai tas bagus maka dia akan langsung jadi musuh masyarakat," kata JK saat menjadi penceramah di Masjid Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Jumat petang, 31 Maret 2023.

Dalam ceramah bertema "Islam dan Harmonisasi Peradaban Dunia", JK menuturkan, tajamnya sorotan masyarakat Indonesia atas aksi pamer harta keluarga pejabat itu disebabkan karena jomplangnya status sosial. Kepincangan sosial ekonomi inilahyang membuat jarak si kaya dan si miskin begitu kentara sehingga sangat mudah memicu kecemburuan sosial. 

"Jadi kalau ada pejabat atau keluarganya pergi ke luar negeri lalu foto-foto, walaupun dia perginya naik pesawat kelas ekonomi yang murah, tetap saja dia akan menjadi musuh bersama masyarakat," kata JK yang juga merupakan ketua dewan masjid Indonesia.

Tajamnya sorotan pada perilaku pamer harta keluarga pejabat juga karena fasiltas yang didapat pejabat berasal dari uang rakyat yang ditarik negara lewat pajak. 

JK menjelaskan kondisinya akan berbeda jika yang memamerkan harta adalah kalangan pengusaha atau profesional yang duitnya buka berasal dari negara. Sambil berseloroh, JK mencontohkan jika dirinya atau keluarganya yang berlatar pengusaha menggunakan barang mewah. 

"Kalau misalnya istri saya yang memakai tas bagus, siapa yang akan marah? Tidak ada. Tapi kalau keluarganya Bu Rektor UGM ini yang memakai barang bagus, langsung mahasiswanya akan bilang 'Dari mana (duit mendapatkan) barang itu?'" kata JK.

JK mengatakan ketimpangan sosial masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi Indonesia. Hal itu perlu segera dibenahi agar jurang pemisah antara si kaya dan si miskin semakin kecil sehingga meminimalisir kecemburuan sosial.

"Kepincangan sosial itu perlu diperbaiki dengan kemampuan yang dimiliki, bukan dengan korupsi," ujar JK.

JK mengatakan, salah satu upaya efektif meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat yakni dengan menciptakan lebih banyak entrepreneur. Indonesia, kata JK, memiliki sekitar 4.500 perguruan tinggi. Lebih banyak dibanding Cina yang memiliki 2.500 perguruan tinggi. Namun dari sisi penciptaan wirausaha, Indonesia masih tertinggal jauh dari Cina.

Padahal, dari jutaan lulusan perguruan tinggi Indonesia tiap tahunnya itu, yang terserap sebagai aparatur sipil negara hanya sekitar 30 ribuan. "Makanya saya mengusulkan, kalau bisa semua program studi di perguruan tinggi kalau bisa menyisipkan mata kuliah wirausaha, entah satu atau dua semester," kata JK.

Pilihan Editor: Ini Peserta SNBP 2023 Termuda Unair yang Berhasil Diterima di Salah Satu Prodi Terketat