Tata Cara Salat Taubat dan Doanya

ilustrasi salat (pixabay.com)
ilustrasi salat (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta -Salat Taubat dilakukan umat Islam ketika hendak meminta ampun atas kesalahan yang ia perbuat. Sudah sepatutnya bagi setiap muslim senantiasa bertakwa kepada Allah Swt., dan selalu merasa berada dalam pengawasan-Nya.

Menurut Tafsir Al-Qur’ânil Azhîm karya Ibnu Katsir, seorang muslim dianjurkan wudu serta salat dua rakaat pada waktu tobat. Imam itu kemudian menyebutkan Hadis Sahih Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi mengenai salat taubat. Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak ada seseorang pun yang melakukan dosa, lalu dia berdiri kemudian bersuci lalu menunaikan salat, setelah itu memohon ampun kepada Allah, kecuali Allah pasti akan mengampuninya.”

Hal tersebut sesuai firman Allah Swt. pada Ali ‘Imran ayat 135 yang berbunyi, “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”

Melansir lebih lanjut dari almanhaj.or.id, memohon ampun kepada Allah Swt. atau bertaubat tidak harus selalu diikuti dengan salat taubat sebab tidak tercantum dalam kitab Riyâdhus Shâlihîn. Namun, suatu amalan dapat dilakukan jika ada dalilnya dalam Al-Qur’an ataupun Hadis Sahih.

Pelaksanaan Salat Taubat

Secara syar’i, taubat adalah meninggalkan dosa karena takut pada Allah, menganggapnya buruk, menyesali perbuatan maksiatnya, bertekad kuat untuk tidak mengulanginya, serta memperbaiki amalnya. Menurut Syekh Nawawi, salat taubat dianggap sah apabila dilakukan sebelum maupun setelah seseorang mengakui taubatnya, dilansir dari islam.nu.or.id.

Syekh Nawawi kemudian dalam dalam kitab Nihâyatuz Zain menuturkan, “Termasuk salat sunnah adalah salat taubat, yakni salat dua rakaat sebelum bertaubat dengan niat Salat Sunnah Taubat.” Niat Salat Taubat dapat dilafalkan sebagai berikut.

Ushallî sunnatat-taubati rak’ataini lillaahi ta’aalaa (saya berniat Salat Sunnah Taubat dua rakaat karena Allah Ta’ala).”

Setelah niat, orang yang bertaubat dapat melakukan salat sunnah dua rakaat seperti biasa dari takbiratulihram hingga salam. Mereka kemudian dapat mengucap lafaz sayyidul istighfar yang berbunyi, “Astaghfirullahal ladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuumu wa atuubu ilaihi.” Artinya, “Aku meminta pengampunan kepada Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepada-Nya.”

Melansir dari mgt.unida.gontor.ac.id, rangkaian salat taubat lalu dapat dilanjutkan dengan doa sesuai ajaran Rasulullah Saw. sebagai berikut.

“Allahumma anta robbii laa ilaaha illaa anta, kholaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbii, faghfirlii fainnahuua laa yaghfirudz dzunuuba illa anta.”

Artinya, “Ya Allah, Engkaulah Tuhan kami, tiada Tuhan melainkan Engkau yang telah menciptakan aku, dan akulah hamba-Mu. Dan aku pun dalam ketentuan serta janji-Mu yg sedapat mungkin aku lakukan. Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan yg telah aku lakukan, aku mengakui nikmat-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku, dan aku mengakui dosaku, karena itu berilah ampunan kepadaku, sebab tiada yg dapat memberi ampunan kecuali Engkau sendiri. Aku memohon perlindungan Engkau dari segala kejahatan yg telah aku lakukan.”

Selain itu, ada pula Hadis Sahih Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dan Bukhari yang berbunyi, “Sungguh, kami menghitung Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam satu majelis mengucapkan (doa) berikut sebanyak 100 kali: ‘Ya Rabbi! Ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.’”

Dalam bahasa Arab, doa tersebut berlafaz, “Rabbighfirlii watub ‘alayya innaka antat-tawwaabur rahiim.”

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM